Inflasi Bulanan Melonjak, Tekanan Harga di Bulan Maret Meningkat Tajam
Kendati inflasi tahunan di Kaltim menunjukkan penurunan, sinyal peringatan justru datang dari data inflasi bulanan (m-to-m) Maret 2025 yang mencapai 2,02%.
Inflasi kumulatif tahun berjalan (year-to-date/y-to-d) tercatat sebesar 0,75%. Data ini secara gamblang menunjukkan bahwa tekanan inflasi pada bulan Maret jauh lebih kuat dibandingkan akumulasi dari awal tahun yang patut menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan pemangku kebijakan.
Jika ditarik benang merahnya, komoditas yang menjadi biang inflasi yoy pada Maret 2025 antara lain emas perhiasan, cabai rawit, kopi bubuk, dan minyak goreng.
Sebaliknya, tarif listrik, telepon seluler, dan sabun detergen bubuk justru menjadi penyelamat dengan berperan menekan laju inflasi.
Untuk inflasi m-to-m, tarif listrik, cabai rawit, dan ikan layang/benggol kembali menjadi sorotan sebagai penyumbang utama.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur, Budi Widihartanto, mengamini bahwa tekanan inflasi di Kaltim pada Maret 2025 mengalami peningkatan dibandingkan periode sebelumnya.
Baca Juga
"Inflasi IHK Kaltim pada periode ini meningkat seiring berakhirnya diskon 50% untuk tarif listrik bagi pelanggan rumah tangga dengan daya hingga 2.200 VA yang berlaku pada bulan Januari-Februari. Selain itu, inflasi juga didorong oleh kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau karena permintaan pada HBKN Ramadan dan Idulfitri 2025," katanya.
Budi menambahkan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Kaltim terus berupaya menjaga stabilitas inflasi melalui berbagai program, termasuk Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan Gerakan Pangan Murah (GPM).
"Selain itu, GPM pada bulan maret tercatat kurang lebih dilakukan pada 150 titik lokasi di seluruh kabupaten/kota Kalimantan Timur. Untuk mendukung Kelancaran Distribusi telah dilakukan upaya untuk mendukung Fasilitasi Distribusi Pangan kepada Poktan dan KWT pada kegiatan GPM dengan komoditas pangan mencakup aneka cabai dan sayur mayur," ucap Budi.
Adapun, dia menuturkan TPID Provinsi Kaltim berjanji untuk terus bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam menjalankan program pengendalian inflasi.
"Strategi 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif) akan terus menjadi panduan utama. Di samping itu, upaya untuk mendorong realisasi investasi sektor swasta juga akan digencarkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Kaltim yang berkelanjutan dan inflasi yang stabil," pungkasnya.