Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Kalimantan Timur Melandai pada Maret 2025, Namun Tekanan Harga Mengintai

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mencatat inflasi tahunan (year-on-year/y-on-y) sebesar 1,36% pada Maret 2025.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mencatat inflasi tahunan (year-on-year/yoy) sebesar 1,36% pada Maret 2025 / Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mencatat inflasi tahunan (year-on-year/yoy) sebesar 1,36% pada Maret 2025 / Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, BALIKPAPAN – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mencatat inflasi tahunan (year-on-year/yoy) sebesar 1,36% pada Maret 2025. 

Kepala BPS Provinsi Kalimantan Timur, Yusniar Juliana, menyatakan sebelumnya inflasi yoy pada Maret 2024 melambung tinggi hingga 3,03%. 

Kendati demikian, masyarakat perlu tetap waspada karena tekanan inflasi bulanan (month-to-month/m-to-m) justru menunjukkan peningkatan signifikan.

"Pergerakan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,28 pada Maret 2024 menjadi 107,73 pada Maret 2025 mengindikasikan bahwa harga-harga secara umum masih mengalami kenaikan, meskipun lajunya lebih terkendali dibandingkan tahun lalu," kata Yusniar Juliana dalam keterangan resmi, Rabu (9/4/2025).

Lebih lanjut, data BPS mengungkap adanya disparitas inflasi yang cukup lebar antarwilayah di Kaltim. Kabupaten Berau mencatatkan inflasi y-on-y tertinggi sebesar 1,71%, sementara Kabupaten Penajam Paser Utara justru mengalami inflasi terendah, yaitu 1,19%. 

Di sisi lain, kenaikan harga pada Maret 2025 tersebar merata di berbagai kelompok pengeluaran. Namun, sektor Makanan, Minuman, dan Tembakau tetap menjadi sorotan utama inflasi dengan lonjakan indeks mencapai 3,84%. 

Tak hanya itu, kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya justru mencuri perhatian dengan eskalasi harga tertinggi, mencapai 7,37%. 

Kelompok Pendidikan, Rekreasi, Olahraga, dan Budaya, serta Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran juga turut menyumbang andil, meskipun dengan persentase yang lebih kecil.

Sementara itu, kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga justru mengalami deflasi mencapai 4,06%. 

Penurunan indeks juga terlihat pada kelompok Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga, serta Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan. 

Fenomena ini mengisyaratkan adanya keberhasilan upaya pengendalian harga pada sektor-sektor tertentu, atau bahkan penurunan permintaan yang perlu dikaji lebih dalam.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper