Bisnis.com, BALIKPAPAN — Aktivitas dan mobilitas masyarakat yang semakin meningkat telah mendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) hingga Juni 2024.
Kondisi perekonomian Kalsel menunjukkan tren positif yang berlanjut, didorong oleh berbagai Indikator-indikator ekonomi.
Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Kalsel, Syafriadi, mengungkapkan bahwa aktivitas masyarakat yang meningkat terutama disebabkan oleh masa libur sekolah dan persiapan penerimaan siswa baru.
"Aktivitas masyarakat ditandai dengan adanya masa libur sekolah dan persiapan penerimaan siswa baru," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (1/8/2024).
Selain itu, dari sisi belanja pemerintah, dia menyebutkan pencairan gaji ke-13 turut berkontribusi pada pergerakan ekonomi di Kalsel.
Sebagaimana diketahui, ekonomi Kalsel tumbuh sebesar 4,96%, sedikit di bawah rata-rata nasional yang mencapai 5,11% pada kuartal I/2024.
Baca Juga
Tingkat inflasi di Kalsel pada Juni 2024 juga terkendali, dengan tercatat deflasi sebesar 0,32% secara bulanan (month-to-month/mtm) atau inflasi sebesar 2,34% secara tahunan (year-on-year/yoy) atau lebih rendah dari rata-rata nasional yang mencapai 2,51% (yoy).
"Tingkat inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah dengan 3,53% (yoy). Penyumbang inflasi utama di Kalsel adalah emas perhiasan, daging ayam ras, tarif parkir, dan ikan haruan (gabus)," terang Syafriadi.
Lebih lanjut, dia menyebutkan neraca perdagangan Kalsel mencatatkan surplus pada Juni 2024 sebesar US$890,04 juta, meski mengalami penurunan sebesar 12,29% dibandingkan Mei 2023.
Penurunan ini dipicu oleh turunnya nilai ekspor akibat harga batu bara yang terkontraksi sejak tahun 2023.
Dia menuturkan kondisi ini mencerminkan tantangan yang dihadapi sektor perdagangan di tengah fluktuasi harga komoditas global.