Kabar24.com, SAMARINDA - Ekonom menilai sektor perkebunan merupakan sektor yang sustain dan memiliki prospektif yang lebih bagus untuk dapat menopang perekonomian Provinsi Kalimantan Timur.
Ketua Pusat Kajian Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah Universitas Mulawarman (Unmul) Aji Sofyan Effendi menilai sektor perkebunan merupakan sektor yang sustain dan memiliki prospektif yang lebih bagus dibandingkan sektor pertambangan.
"Sektor ini prospeknya lebih bagus untuk mendorong ekonomi Kaltim bila digarap dengan benar dari hulu ke hilirnya. Sektor kebun memiliki sumber intensif yang luar biasa terhadap tenaga kerja baik langsung maupun tidak langsung," ujarnya kepada Bisnis, Senin (28/3/2016).
Dia menuturkan walaupun saat ini PDRB sektor perkebunan terhadap PDRB Kaltim masih sangat kecil yakni kurang lebih 4%, namun sektor ini banyak melibatkan tenaga kerja baik secara langsung maupun tidak langsung.
"Jangan lupa di 4% itu ada sekian banyak tenaga kerja yang terlibat, dari tenaga kerja yang terlibat itu langsung ada juga yang tidak terlibat langsung yaitu anggota keluarga. Sekecil apapun kontribusi ekonomi sektoral seperti itu, ada hal yang sangat positif," tutur Aji.
Menurutnya, masih kecilnya kontribusi sektor perkebunan terhadap PDRB Kaltim karena belum memiliki value added atau nilai tambah.
Oleh karena itu, perlu adanya kebijakan dari Pemprov Kaltim untuk melakukan sebuah diversifikasi usaha terhadap sektor perkebunan.
"Pemprov harus memiliki kebijkaan itu termasuk juga entitas bisnisnya melakukan sebuah diversifikasi usaha bagaimana kelapa sawit ini tidak habis di sisi hulu saja tetapi juga produksi ini memiliki value added yang lebih bagus," kata Aji.
Pihaknya mengakui saat ini industri pengolahan kelapa sawit di Bumi Etam masih berkutat pada CPO saja atau intermediate good product, belum pada sisi turunannya atau final product.
"Bagaimaan CPO masuk ke sektor pabrikasi untuk kemudian dia bisa memiliki value added yang baru yakni menjadi minyak makan dan sebagainya yang merupakan turunan kelapa sawit. Saat ini, yang mengelola turunan CPO dari Kaltim ini negara lain atau daerah lain seperti Jawa Timur sehingga value addednya dimiliki mereka bukan Kaltim," terangnya.
Aji berharap Pemprov Kaltim memiliki keseriusan dalam mengelola sektor perkebunan agar dapat menjadi pendorong perekonomian Kaltim.
Apalagi, Pemprov Kaltim digadang-gadang tengah mengkampanyekan transformasi ekonomi.
"Pemerintah sudah mengkampanyekan
untuk transformasi ekonomi tinggal bagaimana diikuti kebijakan turunannya sehingga tidak hanya habis di jargon saja," ucap Aji.