Bisnis.com, BALIKPAPAN — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Balikpapan menghadapi tantangan serius dalam upaya pemberantasan stunting dengan angka prevalensi yang mencapai 21,6%.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Alwiati menyatakan rendahnya partisipasi masyarakat menjadi faktor utama dalam upaya pencegahan stunting di Kota Minyak. Data yang dihimpun Dinkes Balikpapan mengungkapkan bahwa tingkat kehadiran masyarakat di posyandu hanya mencapai 40,6%.
"Ini berarti masih banyak bayi dan balita kita yang belum mendapat pemeriksaan kesehatan secara rutin," ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (25/5/2025).
Menurut Alwi, kondisi ini tanpa disadari telah menciptakan celah dalam sistem deteksi dini masalah gizi pada anak. Konsekuensinya, banyak kasus stunting yang terlambat teridentifikasi dan ditangani.
Lebih jauh, Alwiati prihatin terhadap kondisi stunting yang masih mengkhawatirkan di wilayahnya.
"Semoga besok saat pengumuman nasional prevalensi stunting oleh pemerintah pusat, Balikpapan tidak menyumbang angka yang meningkat," ucapnya.
Baca Juga
Kondisi ini mendorong Pemkot Balikpapan meluncurkan program Gerakan Gempur Stunting (Gerakan Bersama Posyandu Berantas Stunting) sebagai langkah strategis untuk memutus mata rantai masalah gizi buruk pada anak.
Dinkes Balikpapan menerapkan pendekatan multistakeholder yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Strategi ini dirancang untuk menciptakan jaringan deteksi dan penanganan stunting yang lebih komprehensif.
"Jika ada anak yang mengalami kekurangan gizi, RT setempat bisa segera melaporkannya ke puskesmas. Kami siap menindaklanjuti bersama tim kesehatan," katanya.
Selanjutnya, Alwiati menjelaskan program Gempur Stunting turut menghadirkan tenaga ahli profesional. Tim dokter spesialis anak dan spesialis kandungan dilibatkan untuk memberikan edukasi komprehensif kepada para orang tua.
Melalui pendekatan holistik ini, Dinkes Balikpapan menargetkan transformasi mendasar dalam pola pengasuhan dan pemahaman gizi masyarakat.
"Kita ingin orang tua memiliki pemahaman yang benar tentang pola pengasuhan dan asupan gizi, agar generasi Balikpapan tumbuh sehat dan cerdas," tuturnya.
Adapun, dia menuturkan Program Gerakan Gempur Stunting ini melibatkan seluruh komponen masyarakat, mulai dari RT, kader posyandu, hingga tenaga kesehatan profesional, dan diharapkan angka stunting di Balikpapan dapat mengalami penurunan signifikan dalam periode mendatang.