Bisnis.com, BALIKPAPAN – Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan tengah menjalankan sejumlah program penanggulangan stunting alias kekurangan gizi.
Kepala DKK Balikpapan, Alwiati, menyatakan bahwa upaya pencegahan stunting dijalankan melalui serangkaian intervensi terstruktur dengan mengedepankan strategi pendampingan intensif yang menyasar ibu hamil dan balita.
Inisiatif ini melibatkan sinergi lintas sektor, mulai dari tenaga kesehatan sebagai garda terdepan hingga partisipasi aktif komunitas masyarakat.
"Kami memberikan pendampingan yang intensif kepada ibu hamil dan balita, termasuk pemberian makanan tambahan dan pemeriksaan kesehatan secara berkala," kata Alwiati dalam keterangan resmi, Kamis (13/3/2025).
Lebih lanjut, dia menyebutkan program ini berorientasi untuk memastikan asupan gizi yang optimal bagi kelompok sasaran yakni ibu hamil dan balita.
Tak pelak, intervensi nutrisi menjadi prioritas utama dalam strategi penanggulangan stunting di Balikpapan.
Baca Juga
Bukan hanya menyasar ibu hamil dan balita, DKK Balikpapan juga memperluas jangkauan pencegahan stunting hingga usia remaja, seperti program pembagian tablet tambah darah bagi remaja, khususnya siswa kelas 5 SD hingga SMA.
"Kami ingin mencegah anemia pada remaja agar dapat tumbuh sehat dan memiliki kesiapan yang baik untuk masa depan. Ini juga penting untuk memastikan generasi berikutnya tidak terpengaruh stunting akibat kekurangan gizi," tutur Alwiati.
Di samping intervensi gizi yang bersifat langsung, DKK Balikpapan juga menggencarkan kampanye program Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) menjadi salah satu pilar utama dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang anak.
Upaya ini mencakup peningkatan kualitas sanitasi lingkungan serta eliminasi praktik buang air besar sembarangan (ODF).
"Intervensi berbasis masyarakat ini sangat penting, karena lingkungan yang bersih dan sehat berkontribusi terhadap tumbuh kembang anak. Kami juga melibatkan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan," ujarnya.
Dia menaruh harapan besar pada penurunan angka stunting di Kota Balikpapan dengan berbagai upaya preventif yang telah dijalankan secara simultan dan berkelanjutan.
Meskipun angka resmi masih dalam tahap verifikasi oleh Kementerian Kesehatan RI, Alwiati menyampaikan optimisme bahwa program yang telah berjalan akan membuahkan hasil positif.