Bisnis.com, BALIKPAPAN – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mencatat inflasi tahunan (year-on-year/yoy) sebesar 1,36% pada Maret 2025.
Kepala BPS Provinsi Kalimantan Timur, Yusniar Juliana, menyatakan sebelumnya inflasi yoy pada Maret 2024 melambung tinggi hingga 3,03%.
Kendati demikian, masyarakat perlu tetap waspada karena tekanan inflasi bulanan (month-to-month/m-to-m) justru menunjukkan peningkatan signifikan.
"Pergerakan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,28 pada Maret 2024 menjadi 107,73 pada Maret 2025 mengindikasikan bahwa harga-harga secara umum masih mengalami kenaikan, meskipun lajunya lebih terkendali dibandingkan tahun lalu," kata Yusniar Juliana dalam keterangan resmi, Rabu (9/4/2025).
Lebih lanjut, data BPS mengungkap adanya disparitas inflasi yang cukup lebar antarwilayah di Kaltim. Kabupaten Berau mencatatkan inflasi y-on-y tertinggi sebesar 1,71%, sementara Kabupaten Penajam Paser Utara justru mengalami inflasi terendah, yaitu 1,19%.
Di sisi lain, kenaikan harga pada Maret 2025 tersebar merata di berbagai kelompok pengeluaran. Namun, sektor Makanan, Minuman, dan Tembakau tetap menjadi sorotan utama inflasi dengan lonjakan indeks mencapai 3,84%.
Baca Juga
Tak hanya itu, kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya justru mencuri perhatian dengan eskalasi harga tertinggi, mencapai 7,37%.
Kelompok Pendidikan, Rekreasi, Olahraga, dan Budaya, serta Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran juga turut menyumbang andil, meskipun dengan persentase yang lebih kecil.
Sementara itu, kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga justru mengalami deflasi mencapai 4,06%.
Penurunan indeks juga terlihat pada kelompok Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga, serta Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan.
Fenomena ini mengisyaratkan adanya keberhasilan upaya pengendalian harga pada sektor-sektor tertentu, atau bahkan penurunan permintaan yang perlu dikaji lebih dalam.