Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Kaltim Anjlok Tajam, Nilai Ekspor Terkoreksi Tipis pada November 2024

Nilai impor Kaltim pada November 2024 tercatat sebesar US$353,07 juta. Jika ditarik mundur, pada Oktober 2024 nilai impor masih berada di angka US$758,08 juta.
Bongkar muat barang di terminal peti kemas/Bisnis
Bongkar muat barang di terminal peti kemas/Bisnis

Bisnis.com, BALIKPAPAN – Kalimantan Timur (Kaltim) mencatatkan nilai impor anjlok sebesar 53,43%, di tengah performa ekspor yang terkoreksi tipis secara bulanan pada November 2022. 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Yusniar Juliana menyatakan nilai impor Kaltim pada November 2024 tercatat sebesar US$353,07 juta. 

Jika ditarik mundur, pada Oktober 2024 nilai impor masih berada di angka US$758,08 juta.

“Jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu, nilai impor November 2024 mengalami penurunan sebesar 29,99%. Penurunan tersebut disebabkan oleh turunnya nilai impor migas dan nonmigas masing-masing sebesar 35,35% dan 14,05%,” ujarnya dalam keterangan resmi yang dikutip, Selasa (14/1/2025). 

Secara spesifik, Yusniar membeberkan impor migas terjun bebas hingga 57,22% menjadi US$243,89 juta dibandingkan bulan sebelumnya. Kemudian, impor nonmigas pun ikut terkontraksi sebesar 41,91% hingga menyentuh angka US$109,18 juta. 

Di sisi lain, ekspor Kaltim justru menunjukkan resiliensinya dengan mencatatkan angka US$2,18 miliar, meski mengalami koreksi tipis sebesar 0,28% dibandingkan Oktober 2024.

Menariknya, performa ekspor antara sektor migas dan nonmigas ibarat dua sisi mata uang. Ekspor migas tercatat turun sebesar 14,14%, sedangkan ekspor nonmigas lebih baik dengan pertumbuhan sebesar 1,97%. 

Secara keseluruhan, neraca perdagangan Kaltim pada November 2024 masih mencatatkan surplus yang signifikan mencapai US$1,83 miliar. 

Jika dirinci, surplus nonmigas tercatat sebesar US$1,81 miliar sementara sektor migas menyumbang surplus sebesar US$19,06 juta.

Namun, ada catatan menarik jika melihat data secara kumulatif dari Januari hingga November 2024. Sektor migas justru mengalami defisit sebesar US$920,01 juta. 

Untungnya, performa sektor nonmigas tampil moncer dengan surplus US$18,68 miliar, yang berhasil menyelamatkan neraca perdagangan Kaltim secara keseluruhan, sehingga tetap surplus sebesar US$17,76 miliar.

Lebih jauh, Yusniar menyebutkan peningkatan nilai ekspor tertinggi terjadi pada golongan barang bahan bakar mineral. Sebaliknya, penurunan nilai ekspor terdalam dialami oleh golongan barang bahan kimia anorganik. 

Kemudian, dia menyebutkan Tiongkok, India, dan Filipina masih menjadi tiga negara teratas tujuan ekspor Kaltim. 

Di sisi lain, peningkatan nilai impor terbesar terjadi pada golongan barang kapal, perahu, dan struktur terapung. Ironisnya, penurunan nilai terdalam justru terjadi pada golongan barang mesin dan peralatan mekanis. 

Adapun, dia menuturkan Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang masih mendominasi sebagai negara asal impor nonmigas Kaltim.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper