Bisnis.com, BALIKPAPAN – Berubahnya status Bandara Nusantara di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dari VIP menjadi komersial menjadi sorotan berbagai pihak, utamanya karena sudah ada dua bandara terdekat yang ada di Kalimantan Timur.
Sebelumnya, pemerintah mengklaim tidak akan mengganggu keberlangsungan bandara Balikpapan dan Samarinda dalam melayani penerbangan komersial. Meskipun berjarak dekat, yakni sekitar 24 kilometer dari IKN, pemerintah menjamin bahwa aktivitas tidak akan terganggu.
Pengamat ekonomi dari Universitas Mulawarman, Purwadi menyatakan perubahan status bandara dari VIP ke komersial bisa mempengaruhi Bandara Balikpapan atau Samarinda secara tidak langsung. "Jika bandara IKN baru dijadikan komersial, orang akan memilih antara bandara baru, Balikpapan, atau Samarinda. Jumlah penduduk Kaltim itu terbatas dan yang masuk menurun, kecuali saat musim liburan seperti Lebaran," ujarnya, Senin (21/10/2024).
Dia menyebutkan, perubahan status tersebut ditinjau dari perspektif ekonomi bisa membuat kompetisi yang tidak sehat terjadi hingga memaksa salah satu bandara menjadi sepi atau mati.
“Kita masih ingat perdebatan (saat pembangunan awal) antara Samarinda dan Balikpapan, bahkan Tenggarong sempat berencana membangun bandara. Untungnya, rencana bandara di Tenggarong tidak jadi," ujarnya.
Selain itu, Purwadi menyoroti isu terkait rencana penyerahan pengelolaan Bandara IKN ke pihak asing dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).
Baca Juga
"Bandara adalah moda transportasi vital. Jika dikelola asing, ada risiko data privasi dan keamanan kita terekspos, terutama mengingat lokasinya dekat ibu kota negara,” tegasnya.
Purwadi menekankan pentingnya perencanaan yang komprehensif dan matang terkait pembangunan infrastruktur transportasi.
"Perencanaan harus komprehensif, termasuk sumber dana pemeliharaan. Selama ini, perencanaan sering parsial, Dimana bangun dulu, pikirkan pemeliharaan belakangan yang akhirnya membebani konsumen dengan harga mahal dan pajak naik," tegasnya.
Selain itu, dia turut menyebutkan maskapai penerbangan juga mempertimbangkan biaya operasional yang tinggi di Kaltim, termasuk biaya avtur dan perawatan pesawat.
Sementara itu, Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan di Balikpapan, Kalimantan Timur, terus berupaya memperkuat posisinya sebagai hub utama bagi Ibu Kota Negara (IKN) yang baru.
General Manager Bandara SAMS Sepinggan Iwan Novi Hantoro, mengungkapkan beberapa strategi yang telah dan akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
"Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan dan memperbaiki fasilitas serta layanan di Bandara SAMS Sepinggan. Selain itu, kami juga aktif berkomunikasi dan bekerja sama dengan maskapai penerbangan untuk mengembangkan rute-rute baru dari dan ke Balikpapan," ungkapnya.
Namun, potensi dampak dari status IKN sebagai bandara komersial masih menjadi tanda tanya besar. Iwan mengakui bahwa hingga saat ini belum ada informasi lebih lanjut mengenai hal tersebut. "Jika IKN menjadi bandara komersial, ada kemungkinan rute penerbangan akan terbagi," katanya.
Senada, Kepala UPBU Kelas I APT Pranoto Samarinda Maeka Rindra Hariyanto turut berkomitmen untuk terus memperbaiki dan meningkatkan pelayanan bagi pengguna jasa bandar udara. Hal ini dilakukan agar dapat memberikan layanan terbaik serta berusaha menambah rute potensial dari dan ke Samarinda.