Bisnis.com, PONTIANAK – Trend pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat bakal berlangsung positif sampai penutup tahun 2016 ini setelah ekspor produksi hilir dari komoditas alumina mulai memperlihatkan hasilnya.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Barat Dwi Suslamanto mengatakan, produksi pemurnian alumina yang berasal dari PT Well Harvest Winning di Kendawangan, Ketapang tersebut sudah berlangsung sejak pertengahan 2016 dan dikomsumsi oleh China.
“Untuk kuartal IV/2016 akan tumbuh positif, selain ekspor alumina yang membaik, ada juga ekspor kelapa sawit tetapi belum cukup signifikan. Lainnya, [penopang pertumbuhan] ada perbaikan infrastruktur,” katanya, belum lama ini.
Hilirisasi alumina baru menjadi satu-satunya penopang signifikan pertumbuhan ekonomi Kalbar dari sisi komoditas. Padahal, kata Dwi, Kalbar masih memiliki komoditas lain, yakni karet, yang bisa diandalkan oleh daerah ini.
Namun, komoditas ini belum menjadi penggerak utama penggerak ekonomi Kalbar karena sangat tergantung harga global dan persoalan internal dalam negeri yang belum berpihak pada petani karet.
“Harga global belum bagus, masih wait and see setelah pemilihan presiden Amerika Serikat, ekonomi China yang belum bagus,” ucapnya.
Sementara kondisi internal, posisi tawar menawar dari petani masih lemah. Harga di tingkat petani rendah dan infrastruktur pendukung produk hilir belum memadai, sehingga menjadi penyebab komoditas ini belum memberikan andil terhadap ekspor karet.
Kendati menunjukkan pertumbuhan yang positif, Dwi mengingatkan selain mendorong hilir produksi karet dalam negeri, Kalbar juga mesti fokus pada penyerapan tenaga kerja yang masih minim.
Badan Pusat Statistik menyebutkan, ekonomi Kalbar tumbuh pada kuartal III/2016 dibandingkan dengan periode kuartal sebelumnya dari 4,41% menjadi 5,71%.
Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Kalbar Martalena mengatakan, pertambangan dan penggalian berada di posisi kedua penyumbang ekonomi Kalbar sebesar 36,70%.
“Pertumbuhan kali didorong peningkatan kegiatan pertambangan bauksit sebagai bahan dasar produksi alumina dan pembangunan infrastruktur fisik di Kalbar,” ujarnya.
Urutan pertama penyumbang pertumbuhan ekonomi Kalbar adalah, pengadaan listrik dan gas sebesar 38,68% dan setelah itu dari pertambangan dan penggalian dan berikutnya adalah jasa keuangan yang mencapai 11,12%.
Hilirisasi Alumina Kalbar Mulai Tampakkan Hasil
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Barat Dwi Suslamanto mengatakan, produksi pemurnian alumina yang berasal dari PT Well Harvest Winning di Kendawangan, Ketapang tersebut sudah berlangsung sejak pertengahan 2016 dan dikomsumsi oleh China.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Yanuarius Viodeogo
Editor : Yoseph Pencawan
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
9 jam yang lalu