Bisnis.com, SAMARINDA – Pemerintah Kota Balikpapan mengusulkan pengadaan 4 unit insinerator dengan total anggaran mencapai Rp8 miliar tahun depan.
Masing-masing unit insinerator berkapasitas 5 ton per hari dengan estimasi biaya Rp2 miliar per unit yang rencananya akan dipasok dari produsen bersertifikat emisi di Pulau Jawa.
Kepala Bidang Kebersihan DLH Kota Balikpapan Dody Yulianto menyatakan terdapat pendekatan kebijakan yang berbeda dari daerah lain yang cenderung menjadikan insinerator sebagai solusi cepat.
Alih-alih mengandalkan teknologi pembakaran, Balikpapan mempertahankan prioritas pada pemilahan sampah di sumber sebagai fondasi utama pengelolaan limbah.
"Insinerator hanya akan digunakan untuk membakar residu, yaitu sisa sampah yang tidak memiliki nilai jual atau tidak dapat didaur ulang setelah proses pemilahan," kata Dody Yulianto dalam keterangan resmi, Rabu (23/7/2025).
Langkah ini dimaksudkan untuk mencegah kemerosotan minat masyarakat dalam memilah sampah.
Baca Juga
Menariknya, meskipun beberapa kabupaten di Kalimantan Timur seperti Kutai Kartanegara dan Berau telah lebih dulu mengoperasikan insinerator pada 2025, Balikpapan justru menunda pengadaan hingga 2026.
Prioritas saat ini difokuskan pada pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) dan penguatan program pemilahan.
Namun demikian, rencana penempatan keempat unit insinerator telah ditetapkan di lokasi strategis antara lain TPST Kota Hijau, TPST Kilometer 12, TPST Graha Indah, dan TPA Manggar, dengan opsi alternatif di area pasar-pasar tradisional.
Sementara itu, upaya menghidupkan kembali semangat pemilahan sampah terus digalakkan.
Dody menyebutkan setelah mengalami penurunan selama pandemi, minat masyarakat kini mulai bangkit kembali.
"Wali kota bahkan telah mengeluarkan surat edaran yang mewajibkan setiap kelurahan memiliki 6 bank sampah unit dan setiap kecamatan memiliki 1 bank sampah induk," tuturnya.
Sejalan dengan komitmen tersebut, pembangunan TPST dilakukan secara masif dengan target 1 kecamatan 1 TPST.
Pada 2025, TPST Kota Hijau akan beroperasi, disusul pembangunan di Kilometer 12 dan Graha Indah, serta peningkatan fasilitas Material Recovery Facility (MRF) di Kelurahan Gunung Bahagia. Dengan demikian, 4 TPST akan beroperasi pada akhir tahun ini.
Tidak berhenti di situ, tahun 2026 akan terjadi perluasan pembangunan ke lokasi lain seperti Telaga Sari dan Pasar Teritip.
Dia menuturkan bahwa setiap TPST akan dilengkapi fasilitas modern berupa kendaraan angkut sampah, alat berat mini seperti skid steer, konveyor pemilahan, mesin pencacah dan pengering plastik, hingga mesin pres yang mampu mengubah sampah plastik menjadi papan atau balok bernilai ekonomis.