Bisnis.com, BALIKPAPAN - Sektor pertambangan dan penggalian Kalimantan Timur mengalami kontraksi untuk pertama kalinya sejak kuartal I/2021.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kalimantan Timur, Budi Widihartanto menyatakan lapangan usaha pertambangan mencatatkan penurunan sebesar 0,63% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal I/2025.
"(Kondisi ini) seiring produksi batu bara yang turun akibat curah hujan yang tinggi," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (8/7/2025).
Menurut data yang dihimpun oleh KPwBI Kaltim, per Mei 2025, produksi batu bara Kaltim pada periode Januari hingga Maret 2025 hanya mencapai 77 juta ton, atau turun 18,9% dibandingkan 95 juta ton pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Bak jatuh tertimpa tangga, volume ekspor batu bara terkontraksi 17,90% secara tahunan, akibat menurunnya permintaan pasar global terhadap komoditas unggulan Kaltim tersebut.
Sebagai konsekuensi logis dari perlambatan kinerja sektor, kredit pertambangan pun turut melemah dengan kontraksi 8,16% yoy.
Baca Juga
Tak pelak, kondisi ini menjadi indikator tambahan yang menggambarkan tekanan bagi industri pertambangan Kaltim.
Kendati demikian, pihak otoritas moneter tetap memantau perkembangan sektor ini dengan seksama, mengingat kontribusi signifikannya terhadap perekonomian daerah.
Adapun, Budi optimis pemulihan dapat terealisasi pada kuartal mendatang seiring perbaikan kondisi cuaca dan stabilisasi permintaan global.