Bisnis.com, BALIKPAPAN—Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara menjadi daerah terendah dalam urusan menyerap beras keluarga sejahtera (rastra) sepanjang tahun 2017.
"Di Kaltimra [Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara] hanya bisa terealisasi 92% karena ada kabupaten yang tak menerbitkan surat permintaan sesuai yang dipagukan (disediakan) oleh pusat, jadi hanya itu yang bisa kami salurkan," jelas Muhammad Anwar, Kepala Perum Bulog Divre Kaltimra, kepada Bisnis.com hari ini, Jumat (12/1/2018).
Untuk urusan realisasi beras subsidi ini, pusat membatasi hanya 25 ribu ton atau 15 (Kg) per Keluarga Sasaran Penerima Manfaat Rastra (KPM).
Dari jumlah sebanyak itu, 2.154 ton disalurkan tiap bulan oleh Bulog ke total KPM di Kaltimra yang sekarang mencapai 143.609 KPM.
"Ini jika tidak disalurkan harga bisa melambung di lapangan (pasaran)," jelasnya.
Semestinya, menurut Anwar, bantuan dari pusat untuk mengentaskan angka kemiskinan ini dimaksimalkan oleh pemerintah daerah.
Informasi yang dihimpun, sisa pagu yang belum di-delivery order (DO) itu merupakan jatah Kabupaten Malinau yang disebutkan melakukan penangguhan rastra.
Mestinya daerah ini menyerap sebanyak 500 ton dengan total penerima manfaat sebanyak 3 ribu KPM.
Ada pun, sisanya berasal dari Kabupaten Kukar yang hanya menyerap 74,26 persen dari 5 ribu ton rastra, dan Nunukan 97,98 persen dari 158 ton. Untuk Kukar diketahui terdapat total 31 ribu KPM, dan Nunukan sebanyak 8 ribu KPM. Adapun 12 daerah lain di Kaltimra disebutkan menyerap secara penuh bantuan beras pemerintah pusat ini.
Kabid Pengadaan Operasional Pelayanan Publik Divre Bulog Kaltimra, Agung Setiabudi merincikan jumlah kepala keluarga yang mestinya menerima bantuan ini totalnya masih 120 ribu di Kaltim, dan sekitar 23 ribu-nya di Kaltara.
“Dua ribu ton sisa rastra yang tak terserap dan akan dikembalikan ke pusat,” tuturnya.