Bisnis.com, TARAKAN – Untuk mendorong dan melakukan pengembangan di daerah perbatasan, pemerintah daerah (Pemda) melaui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI terus melakukan berbagai upaya. Salah satunya mendatangkan investor.
Direktur Pengembangan Daerah Perbatasan Kemendes PDTT, Endang Supriyani, menyampaikan, pada Agustus 2017 lalu, pihaknya pernah membawa investor ke Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).
Hanya saja, masih perlu identifikasi lahan untuk itu. Meskipun demikian, Bupati Nunukan, Asmin Laura Hafid telah meminta penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di Kementerian pada 20 Desember 2017 mendatang.
“Saat ini dalam tahap penjajakan” jelasnya saat ditemui di sela-sela kegiatan Seminar Nasional Humaniora dan Sintek di Universitas Borneo Tarakan (UBT), Kamis (7/12/2017).
Lebih lanjut Endang mengatakan, investor ini merupakan investor dari Jakarta yang ingin membuka perusahaan pabrik kayu, pengembangan jagung, singkong dan padi.
Jika berhasil membuka pabrik kayu itu dan berjalan lancar, ke depan akan investor ini akan membuat sorgum atau tanaman serbaguna yang dapat digunakan sebagai sumber pangan, pakan ternak dan bahan baku industri. Mengingat, wilayah Kabupaten Nunukan cukup panas dan masih banyak lahan yang ‘tidur’.
“Investor ini juga berniat mengekspor sorgum. Yang jelas ini masih penjajakan, tetapi serius. Karena sudah menyebutkan sekian ribu lahan yang akan digunakan,” ujarnya.
Meskipun demikian, untuk investasi, diperlukan perizinan dan syarat investasi lainnya. Saat ini, Pemda memiliki pekerjaan rumah (PR) untuk mempermudah dan mempercepat masalah perizinan para investor. “Investor ini dari PT Togos Makmur Internasional. Investor ini sudah buka di daerah Sumatera Utara (Sumut). Itu yang saya tahu,” terangnya.
Endang juga menyebutkan bahwa, sebenarnya banyak investor yang berminat untuk datang ke Kaltara. Namun, para investor masih berhitung mengenai logistik. Seperti ongkos angkut dan lainnya.
Sehingga, dirinya menginginkan pemerintah agar dapat membuat akses trasportasi agar permasalahan angkutan dapat lancar. Sementara untuk infrastruktur di darat, masih sangat kurang. Karena akses jalan masih terbatas.
“Tetapi sudah ada tol laut. Saya kira dengan adannya tol laut di Nunukan sudah cukup membantu. Mereka (investor) berhitung pengeluaran dan pemasukan mengenai logistik yang akan dibawa. Karena semuanya menggunakan moda transportasi,” kata Endang.