Bisnis.com, PONTIANAK – Gubernur Kalimantan Barat berkomitmen ke depan dalam mengelola pariwisata alam dengan mengandalkan hutan, sungai dan laut untuk mendongkrak ekonomi provinsi ini.
“Pariwisata Kalbar belum terkelola dengan baik padahal daerah ini memiliki hutan yang luas, Danau Sentarum, pesisir pantai dan hutan mangrove yang panjang,” kata Cornelis, di sela pembukaan Pendidikan Lemhanas di Pontianak, Selasa (19/7/2016).
Dia berharap dukungan dari negara-negara maju untuk mengucurkan dana yang besar dalam pemulihan deforestasi hutan sehingga dapat membantu memajukan sektor pariwisata berbasis keberlanjutan lingkungan. “Kami sepakat gubernur-gubernur dalam Governor’s Climate and Task Force untuk menanam pohon.”
Menurutnya, persoalan lain dalam mendorong optimalisasi pariwisata di Kalbar adalah minimnya fasilitas fisik infrastruktur pendukung seperti jalan dan penginapan.
Dampaknya, dia memberikan contoh, wisatawan lebih tertarik mengunjungi Kalbar dalam jangka waktu menginap yang pendek karena lebih tertarik ke Bali.
Kepala Bank Indonesia Dwi Suslamanto mengatakan, Kalbar termasuk daerah yang mengandalkan dana pusat untuk membangun infrastruktur fisik termasuk dalam mendukung industri pariwisata karena minimnya dana sumber APBD.
"Dibandingkan dengan provinsi lain, saya amati dana Pemprov Kalbar di perbankan kecil."
Kendati demikian, Dwi berharap semua kabupaten dan kota menunjukkan keseriusan menggarap sektor pariwisata berbasis alam walau terhambat pembiayaan dengan melibatkan sektor swasta.
“Baru Kabupaten Bengkayang yang mulai tampak serius mengelola arum jeram tapi perlu melibatkan swasta untuk terobosan menarik wisatawan supaya dikelola secara secara maksimal.”
Dia mencontohkan, Malaysia bagian timur di Miri mengelola aspek wisata alam dan membawa wisatawan ke Danau Sentarum Kabupaten Kapuas Hulu. Wisatawan, lanjutnya, kemudian kembali lagi ke Lubuk Antu yaitu, distrik terdekat dari Kabupaten Kapuas Hulu.