Bisnis.com, SAMARINDA—Pemprov Kaltim mempercepat pembangunan Pelabuhan Internasional Maloy karena diproyeksikan menjadi pelabuhan utama pengiriman crude palm Oil ke luar daerah maupun luar negeri.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kaltim Zairin Zain mengatakan Pelabuhan Maloy akan menjadi pelabuhan terbesar yang mendukung distribusi sumber daya alam. “Pelabuhan ini bahkan disiapkan menjadi terminal utama pengiriman CPO, kontainer, batu bara, perikanan, dan lainnya,” ujarnya, Minggu (27/12/2015).
Dia melanjutkan Pelabuhan Maloy dalam pengembangannya untuk mendukung kawasan industri sawit dan turunannya, seperti minyak goreng, kosmetik, mentega, pakan ternak, es krim, dan tekstil. Pelabuhan ini juga untuk pengembangan klaster industri oleochemical dan pengolahan hasil tambang berskala internasional, demi menciptakan lapangan kerja dan peluang bisnis sehingga memiliki nilai tambah bagi masyarakat dan daerah.
Dalam pembangunannya, pembangunan KIPI Maloy selain menggunakan APBD Kaltim, juga didukung APBN, apalagi kawasan ini masuk dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Pada 2015, Pelabuhan Maloy mendapat dana dari APBD Kaltim senilai Rp15,2 miliar untuk pembangunan sisi laut, antara lain untuk pekerjaan causway dan dermaga, pengerasan lahan helipad, dan tiga unit helipad.
“Sedangkan dari APBN 2015 melalui Ditjen Perhubungan Laut, dialokasikan dana sebesar Rp125 miliar yang digunakan untuk pekerjaan lanjutan berupa fasilitas pelabuhan laut CPO,” katanya.
Kawasan ini sebelumnya juga telah memanfaatkan anggaran sebesar Rp229 miliar baik dari APBN maupun APBD Kaltim, seperti yang digunakan untuk menyiapkan dan pematangan lahan seluas 6.000 hektare.