Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ambisi Kaltim Geser Riau untuk jadi Raja CPO Nasional 3 Tahun Ke Depan

Kaltim berambisi menggeser Riau sebagai produsen CPO terbesar dalam 3 tahun ke depan. Intip strateginya
Foto aerial perkebunan sawit di Riau. Bisnis/Himawan L Nugraha
Foto aerial perkebunan sawit di Riau. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, BALIKPAPAN -- Gubernur Rudy Mas'ud menargetkan Kalimantan Timur (Kaltim) menggeser dominasi Riau sebagai produsen minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) terbesar Indonesia dalam tiga tahun ke depan.

Sebagaimana diketahui, Provinsi Riau selama ini menduduki peringkat teratas nasional.

"Kalau Kaltim bisa nomor satu [produksi CPO], kenapa harus menjadi nomor dua atau nomor lima," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (7/8/2025).

Kendati demikian, realisasi target ambisius tersebut menghadapi tantangan signifikan berupa ribuan hektar lahan perkebunan yang masih terbengkalai. 

Berdasarkan data yang dihimpun pemerintah provinsi, Kaltim saat ini memiliki sekitar 1,47 juta hektar perkebunan kelapa sawit dengan potensi ekspansi hingga dua juta hektar.

Lebih lanjut, Rudy mengidentifikasi permasalahan mendasar yang menghambat optimalisasi sektor perkebunan. 

"Jangan ada lahan-lahan sawit tidak digarap, segera konsolidasi. Kalau ada lahan tidur, cari apa permasalahan dan kendalanya," jelasnya.

Dia menegaskan pihaknya siap berkolaborasi mengatasi berbagai kendala struktural. 

"Kalau masalah infrastruktur, masalah tenaga kerja, kita duduk bersama bagaimana mencarikan solusinya. Sayang kalau ada lahan atau areal yang tidur tidak dimanfaatkan," tegasnya.

Namun, optimisme Rudy tidak lepas dari realitas persaingan ketat dengan provinsi-provinsi penghasil CPO lainnya terutama dalam hal pemanfaatan teknologi dan peningkatan produktivitas per hektar.

Dari sisi ekonomi global, dia menyoroti peluang besar yang tersedia mengingat meningkatnya permintaan dunia terhadap minyak kelapa sawit sebagai sumber energi alternatif. 

"Perusahaan yang tergabung dalam Gapki harus bisa mengambil kesempatan," harapnya.

Sementara itu, dia menegaskan upaya revitalisasi lahan tidur menjadi fokus utama strategi jangka pendek. 

"Lahan-lahan itu harus dimanfaatkan sesegera mungkin," terang Rudy.

Adapun, evaluasi terhadap status Hak Guna Usaha (HGU) akan menjadi instrumen penting dalam proses akselerasi ini. 

"Kami akan berkomunikasi dengan kepala daerahnya agar dicarikan solusi. Ini penting agar tidak ada lagi lahan-lahan perkebunan kelapa sawit yang tidur," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro