Bisnis.com, BALIKPAPAN – Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Kalimantan Timur tercatat 143,68 atau turun 0,90% dibandingkan bulan sebelumnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, Yusniar Juliana menyatakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,81%.
"Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) justru naik 0,09%," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (7/7/2025).
Kendati demikian, angka tersebut masih menunjukkan kondisi yang relatif menguntungkan bagi petani karena berada di atas angka 100.
Artinya, petani masih mengalami surplus atau kenaikan daya beli dibandingkan tahun dasar 2018. Secara sektoral, tiga subsektor mengalami penurunan NTP yang cukup signifikan.
Subsektor tanaman perkebunan rakyat memimpin dengan penurunan terdalam sebesar 1,76%, disusul subsektor peternakan yang turun 0,42%, dan subsektor perikanan yang merosot 0,68%. Namun, dua subsektor lain justru menunjukkan tren positif.
Baca Juga
Subsektor tanaman pangan mengalami kenaikan tipis 0,07%, sementara subsektor hortikultura melonjak sebesar 1,93%.
Tak pelak, petani yang mengandalkan komoditas perkebunan tradisional seperti kelapa sawit dan karet menghadapi tantangan lebih berat dibanding mereka yang mengembangkan usaha hortikultura.
Ironisnya, kondisi Kalimantan Timur berbeda dengan tren nasional. Secara nasional, NTP mengalami kenaikan 0,47%, sementara Kaltim justru mengalami penurunan.
Dari lima provinsi di Pulau Kalimantan, empat provinsi mengalami penurunan NTP, dengan Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan memimpin penurunan terdalam sebesar 1,68%.
Hanya Kalimantan Utara yang berhasil mencatatkan kenaikan tipis sebesar 0,02%.
Adapun Yusniar menuturkan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) juga mengalami penurunan dari 151,10 menjadi 149,86 atau turun 0,82%.