Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Panen Raya, Kalimantan Timur Catat Deflasi 0,35% di Mei 2025

Kaltim mencatatkan deflasi sebesar 0,35% pada Mei 2025, sejalan dengan tren nasional yang juga mengalami deflasi 0,37% dalam periode yang sama.
Petani memanen padi di lahan persawahan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Senin (2/6/2025). Bisnis/Abdurachman
Petani memanen padi di lahan persawahan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Senin (2/6/2025). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, BALIKPAPAN – Provinsi Kalimantan Timur mencatatkan deflasi sebesar 0,35% pada Mei 2025, sejalan dengan tren nasional yang juga mengalami deflasi 0,37% dalam periode yang sama.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur Budi Widihartanto menyatakan perkembangan positif ini buah dari berbagai faktor. 

"Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Kalimantan Timur pada periode Mei 2025 mengalami deflasi sebesar -0,35% (mtm) atau mengalami inflasi tahunan dan tahun kalender masing-masing sebesar 1,03% (yoy) dan 1,30% (ytd)," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (3/6/2025).

Dia menambahkan, dorongan deflasi paling kuat berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil mencapai 0,56% month-to-month (mtm). 

Fenomena ini, kata Budi, merupakan dampak langsung dari panen raya di daerah pemasok utama seperti Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Jawa Timur.

"Deflasi pada kelompok ini utamanya disebabkan oleh panen raya di daerah pemasok komoditas pangan seperti cabai rawit dan bawang merah," katanya. 

Lebih lanjut, kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga turut menyumbang deflasi sebesar 0,01% mtm, terutama dipicu oleh penurunan harga bahan bakar minyak. 

Namun, tekanan inflasi masih terjadi pada sektor transportasi dengan kontribusi 0,14% mtm, yang didorong oleh lonjakan tarif angkutan udara selama periode libur panjang Mei.

Tidak hanya mengandalkan faktor musiman, pemerintah daerah melalui TPID se-Kalimantan Timur telah mengimplementasikan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) sebagai strategi jangka panjang. 

Budi menyebutkan program ini mencakup modernisasi pertanian melalui bantuan mekanisasi, penyediaan pupuk bersubsidi, hingga introduksi teknologi canggih seperti agriculture drone sprayer dan combine harvester.

"Salah satu upaya untuk menjaga keterjangkauan harga pada musim panen raya TPID bersama bulog dan TNI melakukan penyerapan gabah kering panen sesuai dengan ketetapan pemerintah," tegasnya. 

Budi mengungkapkan inovasi terbaru yang patut dicatat adalah peresmian kios pengendali inflasi pertama oleh TPID Kabupaten Kutai Kartanegara, yang diharapkan menjadi model replikasi di seluruh wilayah Kalimantan Timur. 

Adapun, dia menuturkan kolaborasi dengan Bulog dan TNI dalam penyerapan gabah kering panen menunjukkan komitmen serius pemerintah dalam menjaga stabilitas harga di tingkat petani.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper