Bisnis.com, BALIKPAPAN — Kota Balikpapan didorong untuk melakukan diversifikasi ekonomi agar tetap relevan dan berdaya saing di tengah dinamika ekonomi global dan nasional yang terus berubah.
Sebagaimana diketahui, merosotnya performa sektor industri pengolahan menjadi biang keladi perlambatan ekonomi Kota Minyak pada 2024.
Sektor yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian Balikpapan tersebut mengalami kontraksi produksi.
“Ke depan, sektor konstruksi diperkirakan masih akan menjadi salah satu growth driver pertumbuhan ekonomi di Balikpapan sejalan dengan keberlanjutan pembangunan IKN dan beberapa proyek strategis lainnya,” ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan Robi Ariadi dalam keterangan tertulis, dikutip pada Jumat (14/3/2025).
Dia mengungkapkan bahwa sektor Perhotelan, Restoran, dan Pariwisata (PHR) menjadi fokus diversifikasi.
Menurutnya, momentum peningkatan aktivitas bisnis dan budaya, ditambah dengan insentif pemerintah untuk menjaga daya saing sektor PHR, akan menjadi angin segar bagi pertumbuhan sektor ini.
Baca Juga
Adapun, dia menuturkan penguatan sinergi antara pelaku usaha, pemerintah daerah, dan seluruh pemangku kepentingan menjadi krusial untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang berdaya saing dan menjaga daya beli masyarakat.
Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi Kota Balikpapan pada tahun 2024 mengalami perlambatan yang cukup mencolok, sehingga menjadi ironi mengingat statusnya sebagai salah satu pusat ekonomi di Kalimantan Timur.
Data terbaru menunjukkan pertumbuhan ekonomi kota hanya mencapai angka 3,23% pada periode ini. Jika dibandingkan dengan capaian gemilang tahun sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Balikpapan menyentuh angka 6,49%.