Bisnis.com, SAMARINDA – Balai Wilayah Sungai Kalimantan III memastikan sudah ada penyedia untuk kegiatan pembangunan Kolam Retensi Sempaja.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III Anang Muchlis menyatakan pihaknya telah mendaftarkan pekerjaan pembangunan embung serba guna Sempaja Kota Samarinda, atau Kolam Retensi Sempaja guna menanggulangi banjir dari anak Sungai Mahakam.
“Untuk kegiatan pembangunan Kolam Retensi Sempaja dari BWS KIII ini sudah dimulai,” terang Anang, Selasa (25/6/2019).
Dia menyatakan, sesuai kesepakatan rapat pada pekan lalu di Kantor Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Kaltim, untuk memudahkan pembangunan Kolam Retensi Sempaja, maka Pemkot Samarinda akan bertugas untuk merelokasi warga yang tinggal di tepian sungai. Khususnya, adalah warga yang membangun rumah di belakang sungai Pasar Segiri.
“Tinggal di Pemkot Samarinda kapan relokasi rumah-rumah dibelakang Pasar Segiri itu bisa dimulai. Sehingga kami dari BWS KIII tahun 2020 bisa mulai melaksanakan turap di Sungai Karang Mumus,” papar Anang.
Dia menjelaskan, kontrak ini akan dimulai pada 27 Mei 2019, dengan nilai kontrak Rp7,8 miliar. Adapun sumber pendanaan kolam retensi ini berasal dari DIPA SBSN Tahun Anggaran 2019. Pelaksanaan pembangunan ditargetkan selama 217 hari, dengan kontraktor pelaksana adalah PT Sarana Jaya Mandiri. Sementara itu untuk konsultan pengawas adalah PT. Tatabumi Konsultan.
Anang mengaku sejak 2005 sudah ada masterplan pengendalian banjir namun belum terealisasi.
Dia menegaskan bahwa BWS Kalimantan III telah menyusun pengendalian dari hulu, tengah, dan hilir sungai. Adapun pembangunan bendungan adalah solusi untuk banjir di hulu sungai. Sementara itu di area hilir sungai, BWS Kalimantan III memperlancar aliran di zona utama misalnya dengan membangun embung.
Dalam masterplan itu tercantum sejumlah rencana pembangunan embung atau bendungan sebagai solusi menangani banjir. Berdasarkan data dari BWS III Kalimantan, masterplan pengendalian banjir sejak 2005 itu memiliki 17 rencana pembangunan embung dan kolam retensi.
Bisnis mencatat beberapa embung dan kolam retensi yang sudah terealisasi antara lain; kolam retensi Sempaja, kolam retensi Air Hitam, kolam retensi Gang Indra, Bendali H.M. Ardans, kolam retensi Stadion Sempaja, dan kolam retensi Vorvo.
Sementara itu ada lima rencana embung dan kolam retensi yang kini sudah mengalami perubahan kondisi lahan. Lima rencana yang terhambat itu antara lain; rencana Embung Pampang, rencana Embung Muang, rencana revitalisasi Rawa Bengkuring, rencana Embung Sempaja, dan rencana Bendali Damanhuri.
“Embung Sempaja telah berubah peruntukan lahannya. Kolam retensi Damanhuri sudah menjadi pemukiman. Embung Muang, juga menjadi area tambang batu bara. Embung Bengkuring juga sebagian lahannya jadi pemukiman, dan Embung Pampang Kanan ini sudah menjadi kebun kelapa sawit,” jelas Anang.
Atas kondisi tersebut, Anang menilai beberapa lokasi yang mengalami alih fungsi seperti pemukiman maka pemkot harus mengganti dengan lokasi lahan yang baru.