Bisnis.com, BALIKPAPAN — Volume transaksi QRIS di wilayah kerja Bank Indonesia (BI) Balikpapan mencatatkan pertumbuhan hampir tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Robi Ariadi menyatakan realisasi QRIS berhasil melampaui target 30,1 juta transaksi pada Juli 2025. Pencapaian ini mengejutkan para pemangku kepentingan, mengingat target tersebut tercapai lebih awal dari proyeksi semula.
"Kami terkejut karena target 30,1 juta transaksi yang telah diprediksi sebelumnya ternyata sudah tercapai pada bulan Juli. Pencapaian ini jauh lebih cepat dari perkiraan awal kami," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (26/8/2025).
Sementara itu, adopsi QRIS di tingkat Kalimantan Timur juga menunjukkan momentum positif dengan 819.281 pengguna terdaftar dari target 831.298 pengguna hingga akhir Juli 2025. Di tengah euforia pencapaian tersebut, aspek keamanan sistem pembayaran digital ini tetap menjadi sorotan utama.
Robi mengungkapkan bahwa seluruh infrastruktur data QRIS dikelola dengan standar keamanan berlapis, di mana semua informasi pengguna dan transaksi diproses serta disimpan di pusat data domestik sesuai regulasi Bank Indonesia.
"Seluruh data baik data pengguna maupun data transaksi diproses dan disimpan di pusat data yang berlokasi di Indonesia. Dengan demikian, seluruh data transaksi dipastikan tidak keluar dari Indonesia, sehingga kami belum pernah mendengar adanya kasus kebocoran data terkait QRIS," tegas Robi.
Baca Juga
Lebih lanjut, sistem verifikasi nama merchant yang terintegrasi berfungsi sebagai benteng pertahanan terhadap praktik penipuan.
Mekanisme ini mengharuskan pengguna memverifikasi identitas penerima dana sebelum menyelesaikan transaksi, menciptakan lapisan keamanan tambahan yang efektif.
Terkait aspek pembiayaan, Robi menekankan bahwa Merchant Discount Rate (MDR) QRIS sepenuhnya dialokasikan untuk ekosistem industri pembayaran digital.
Struktur biaya ini mencakup kompensasi bagi lembaga issuer, acquirer, switching, Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), dan Penyelenggara Transaksi Elektronik Nasional (PTEN).
"Bank Indonesia sebagai regulator tidak mengambil bagian dari struktur biaya ini, dengan beban MDR ditanggung merchant tanpa dibebankan kepada konsumen," jelasnya.
Untuk memastikan kelancaran operasional, Bank Indonesia Balikpapan menjalankan koordinasi berkala setiap tiga bulan dengan sektor perbankan. Berdasarkan evaluasi terkini, tidak ditemukan kendala signifikan yang dapat menghambat kinerja sistem QRIS di wilayah tersebut.
Adapun, Robi menuturkan capaian gemilang ini sejalan dengan target nasional yang ambisius, dimana pemerintah menargetkan penambahan 40 juta merchant QRIS, peningkatan 6,5 miliar volume transaksi, serta penambahan 55 juta pengguna baru sepanjang 2025.
Sebagaimana diketahui, wilayah kerja Bank Indonesia Balikpapan yang meliputi Kota Balikpapan, Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Kabupaten Paser. Sebagai perbandingan, realisasi tahun lalu yang mencapai 12 juta transaksi dari target 10 juta.