Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketimpangan Kaltim Naik, Rasio Gini Tercatat 0,312 pada Maret 2025

Ketimpangan pengeluaran di Kaltim naik tipis pada Maret 2025 dengan Gini Ratio 0,312. Meski meningkat, ketimpangan tetap rendah menurut standar internasional.
Ketimpangan pengeluaran alias gini ratio penduduk Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami peningkatan marginal pada Maret 2025. /Pemkot Balikpapan
Ketimpangan pengeluaran alias gini ratio penduduk Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami peningkatan marginal pada Maret 2025. /Pemkot Balikpapan
Ringkasan Berita
  • Ketimpangan pengeluaran di Kalimantan Timur sedikit meningkat pada Maret 2025 dengan Rasio Gini mencapai 0,312, naik dari 0,310 pada September 2024.
  • Wilayah perkotaan mencatatkan Rasio Gini 0,316, sementara daerah pedesaan mengalami kenaikan lebih tajam dengan Rasio Gini 0,287 pada Maret 2025.
  • Distribusi pengeluaran di Kalimantan Timur masih dianggap rendah menurut standar internasional, dengan kelompok 40% penduduk berpenghasilan terendah menguasai lebih dari 20% total pengeluaran.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, BALIKPAPAN — Ketimpangan pengeluaran alias gini ratio penduduk Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami peningkatan marginal pada Maret 2025. 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur, Yusniar Juliana, menyatakan bahwa ketimpangan ini masih berada dalam kategori rendah menurut standar internasional. 

"Angka ini tercatat sebesar 0,312, naik 0,002 poin dibandingkan dengan Gini Ratio September 2024 yang berada di angka 0,310," kata Yusniar Juliana dalam keterangan resmi, Senin (28/7/2025).

Dia menambahkan ada tren kenaikan yang konsisten terjadi, baik di wilayah urban maupun rural. 

Kendati demikian, angka tersebut masih jauh dari ambang batas yang mengkhawatirkan.

Jika dirinci, wilayah perkotaan mencatatkan Gini Ratio 0,316 pada Maret 2025, atau naik minimal 0,001 poin dari periode September 2024 yang tercatat 0,315. 

Sementara itu, dinamika berbeda terjadi di kawasan pedesaan. Yusniar mengungkapkan bahwa Gini Ratio di daerah pedesaan pada Maret 2025 tercatat sebesar 0,287, naik 0,005 dibanding periode sebelumnya yang hanya 0,282. 

Kenaikan ini relatif lebih tajam dibandingkan area perkotaan yang mengindikasikan adanya pergeseran pola distribusi ekonomi di kawasan rural.

Kendati demikian, distribusi pengeluaran di Benua Etam tetap mempertahankan status sebagai provinsi dengan ketimpangan rendah berdasarkan parameter Bank Dunia. 

Hal ini tercermin dari persentase pengeluaran kelompok 40% penduduk berpenghasilan terendah yang masih berada di atas ambang batas 20%.

"Persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40% terbawah di Kalimantan Timur mencapai 21,76% pada Maret 2025," ujar Yusniar. 

Secara spasial, terjadi variasi yang menarik antara kawasan perkotaan dan perdesaan. 

Di wilayah urban, kelompok 40% terbawah menguasai 21,53% dari total pengeluaran, sementara di kawasan rural angkanya lebih tinggi yaitu 22,87%. 

Adapun dia menuturkan fenomena ini mengindikasikan distribusi ekonomi yang relatif lebih merata di daerah perdesaan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro