Bisnis.com, SAMARINDA – Kinerja penyaluran kredit di Kalimantan Timur (Kaltim) menguat pada kuartal IV/2024.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur, Budi Widihartanto, menyatakan penguatan ini ditopang sektor pertanian yang sebelumnya sempat lesu.
"Penyaluran kredit sektor pertanian tumbuh sebesar 2,81% (year on year/yoy) pada kuartal IV/2024," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (13/5/2025).
Dia menambahkan, angka ini sangat kontras dibandingkan kuartal sebelumnya, yaitu sebesar minus 3,08% (yoy).
Penguatan kredit ini, kata Budi, sejalan dengan membaiknya pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di sektor pertanian akibat masa panen puncak (peak crop) kelapa sawit di periode tersebut.
Namun, tidak semua sektor menunjukkan kinerja serupa. Penyaluran kredit untuk sektor pertambangan dan industri pengolahan masih mencatatkan kontraksi. Sektor pertambangan mencatatkan kinerja -9,36% (yoy), sementara sektor industri pengolahan terkontraksi 8,82% (yoy).
Baca Juga
Budi mengatakan, kontraksi di sektor industri pengolahan ini jauh membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu minus 24,48% (yoy).
Sebagai catatan, sektor pertambangan tetap memegang pangsa pasar kredit utama, yaitu sebesar 21,53% dari total penyaluran di Kaltim.
Saat yang sama, Bank Indonesia mengklaim pertumbuhan kredit yang positif ini turut diiringi dengan kondisi risiko kredit yang tetap terjaga. Budi memaparkan, tingkat Non Performing Loan (NPL) di berbagai sektor utama tercatat rendah.
Selain menopang pertumbuhan kredit, sektor pertanian juga memiliki NPL sangat rendah di angka 0,10%. Kemudian, sektor pertambangan dan industri pengolahan, tercatat masing-masing sebesar 0,42% dan 0,14%.
Bahkan, sektor konstruksi yang kerap menjadi perhatian, memiliki NPL sebesar 2,89%. Kondisi ini di bawah ambang batas risiko (threshold) NPL 5%.
Secara spasial, penyaluran kredit juga menunjukkan pola yang bervariasi di berbagai kabupaten/kota di Kaltim, tapi sebagian besar wilayah mencatat pertumbuhan positif.
Budi mengungkapkan pertumbuhan kredit tertinggi pada kuartal IV/2024 ditorehkan oleh Kabupaten Kutai Timur dengan lonjakan 33,02% (yoy), disusul Kabupaten Berau (13,07% yoy), dan Kabupaten Penajam Paser Utara (12,52% yoy).
Sementara itu, beberapa wilayah mengalami pertumbuhan yang melambat, seperti Kota Samarinda dan Kabupaten Paser.
Kemudian, Kota Balikpapan menunjukkan perbaikan setelah sempat terkontraksi pada kuartal sebelumnya.
Dia menjelaskan, kontraksi penyaluran kredit masih terjadi di Kabupaten Kutai Barat, Mahakam Ulu, Kutai Kartanegara, dan Kota Bontang. Tercatat, risiko kredit di tingkat kabupaten/kota relatif rendah.
Budi memaparkan, NPL terendah tercatat di Kabupaten Mahakam Ulu (0,01%), Kabupaten Berau (0,22%), dan Kabupaten Kutai Barat (0,31%).
Beberapa wilayah, khususnya Kabupaten Kutai Kartanegara, bahkan mencatat perbaikan NPL dibandingkan kuartal sebelumnya.
Meski pertumbuhan positif meluas, Budi mengatakan penyaluran kredit masih terkonsentrasi di dua pusat ekonomi utama, yaitu Kota Balikpapan dan Kota Samarinda.
Kedua kota ini secara kolektif menyumbang porsi penyaluran kredit tertinggi, mencapai 44,72% dari total seluruh Kaltim.
Sebaliknya, Kabupaten Penajam Paser Utara masih menempati posisi terendah dalam porsi kredit Kaltim dengan hanya 0,94%