Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketua Apindo Beri Arahan ke Pengusaha Katolik di Konvenas Pukat V Samarinda

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) meminta keterlibatan umat Katolik dalam penguatan iklim investasi di Indonesia.
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) meminta keterlibatan umat Katolik dalam penguatan iklim investasi di Indonesia. / Bisnis-Fanny Kusumawardhani
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) meminta keterlibatan umat Katolik dalam penguatan iklim investasi di Indonesia. / Bisnis-Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, SAMARINDA – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) meminta keterlibatan umat Katolik dalam penguatan iklim investasi di Indonesia. 

Melalui Konvensi Nasional (Konvenas) Profesional dan Usahawan Katolik (Pukat) kelima di Samarinda, kolaborasi antara Apindo dan Pukat dipandang sebagai langkah strategis. 

Ketua Apindo Shinta W Kamdani mengapresiasi konsistensi Pukat sebagai organisasi pengusaha Katolik yang rutin mengadakan pertemuan bagi anggotanya di seluruh Indonesia.

"Ini menunjukkan komitmen yang luar biasa. Mewakili Apindo, saya senang berbagi mengenai kondisi ekonomi Indonesia dan potensi kerja sama lebih lanjut," ujar Shinta W Kamdani dalam keterangan resmi, Minggu (11/5/2025).

Secara umum, Apindo melihat beberapa sektor dengan prospek menjanjikan di masa depan dapat dijadikan kolaborasi, contohnya di sektor hilirisasi seperti pertanian dan rumput laut. 

Tak ketinggalan, energi terbarukan dengan potensi geothermal, angin, surya, hidro, energi nuklir, dan ekonomi digital yang terus melesat menjadi fokus perhatian. 

"Kolaborasi dengan Pukat dapat menjajaki berbagai solusi. Apindo sendiri, selain melakukan advokasi mengenai ekonomi, investasi, dan ketenagakerjaan, juga memiliki program-program UMKM," ujar Shinta. 

Selanjutnya, Shinta mendorong stimulus pertumbuhan ekonomi nasional, seraya menyoroti potensi besar Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara sebagai magnet investasi baru. 

Dia turut menekankan urgensi perbaikan iklim usaha untuk menarik investasi di tengah persaingan global yang kian sengit. 

"Stimulus pertumbuhan ekonomi perlu didorong melalui perbaikan iklim usaha dan investasi, karena banyak investor tertarik pada Indonesia, namun persaingan dengan negara lain sangat ketat. Jika iklim usaha kita tidak kompetitif, investasi akan sulit masuk," katanya.

Shinta mengidentifikasi, masalah klasik berupa overregulasi dan kerumitan perizinan menjadi batu sandungan utama yang perlu segera diurai.

Menyikapi hal ini, Apindo kini terlibat aktif dalam gugus tugas (task force) deregulasi bentukan Presiden.

"Kami tidak hanya menyampaikan hambatan, tetapi juga solusi perbaikan kebijakan secara detail. Roadmap Apindo sangat detail mencakup isu sektoral dan lintas sektoral," tutur Shinta. 

Sementara itu, Ketua Umum Pukat Nasional, Julius Yunus Tedja, menegaskan bahwa Konvenas V merupakan agenda fundamental bagi keberlangsungan organisasi. 

"Setiap Konvenas memiliki tiga agenda penting, yaitu pemilihan pengurus, penyampaian Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) beserta evaluasinya, dan penyusunan program kerja pengurus baru," kata Julius. 

Pemilihan Samarinda sebagai tuan rumah, kata Julius, adalah keputusan strategis yang selaras dengan rencana pemerintah terkait IKN. 

"Antusiasme kehadiran para anggota juga cukup tinggi. Diharapkan PUKAT dapat lebih berperan mendukung program pemerintah, khususnya di bidang sosial ekonomi, untuk meringankan beban masyarakat," ucapnya.

Dia memaparkan bahwa Pukat yang telah terbentuk di 31 provinsi dengan struktur keanggotaan unik berbasis kevikepan gereja, konsisten berfokus pada prinsip saling melayani dan memberdayakan. 

"Esensinya adalah bagaimana pengusaha Katolik dapat memanusiakan manusia, tidak hanya berorientasi pada bisnis semata. Jaringan dan potensi bisnis yang muncul dianggap sebagai bonus," kata Veridiana. 

Dalam konteks ini, Julius menyebutkan Pukat Nasional memposisikan diri sebagai dinamisator, fasilitator, dan katalisator, dengan unit di tingkat keuskupan atau daerah sebagai ujung tombak pergerakan.

"Sinergi antara visi Apindo dalam skala makroekonomi dan komitmen Pukat di tingkat akar rumput diharapkan dapat menjadi motor penggerak yang efektif, tidak hanya dalam memperbaiki iklim investasi, tetapi juga memastikan pembangunan yang lebih inklusif dan merata, dengan IKN Nusantara seb agai salah satu episentrumnya," pungkasnya


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper