Bisnis.com, BALIKPAPAN — Kota Bontang catat penampilan positif di tengah tren perlambatan penyaluran kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang melanda sebagian besar wilayah Kalimantan Timur (Kaltim).
Data terbaru dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPWBI) Kaltim menunjukkan, Bontang mencatatkan pertumbuhan kredit UMKM tertinggi kedua di Benua Etam pada kuartal IV/2024 yang menunjukkan resiliensi dan potensi sektor UMKM di kota industri ini.
Kepala KpwBI Kaltim Budi Widihartanto menyatakan secara umum penyaluran kredit UMKM di Kaltim mengalami perlambatan pada kuartal terakhir 2024.
“Pada kuartal IV/2024, perlambatan penyaluran kredit UMKM terjadi hampir pada seluruh kabupaten/kota di Kaltim,” ujarnya, Minggu (20/4/2025).
Namun, penyaluran kredit UMKM di Kota Bontang justru tumbuh sebesar 16,36% secara tahunan (Year-on-Year/YoY) atau menempati posisi kedua tertinggi setelah Kabupaten Mahakam Ulu.
“Adapun pertumbuhan penyaluran kredit UMKM tertinggi tercatat di Kabupaten Mahakam Ulu sebesar 16,73% (YoY), diikuti oleh Kota Bontang sebesar 16,36% (YoY),” katanya.
Baca Juga
Lebih lanjut, Budi menjelaskan performa positif Bontang ini dibarengi dengan tingkat risiko kredit yang relatif terkendali.
“Penyaluran kredit UMKM spasial di Kaltim yang positif, diiringi oleh tingkat risiko yang relatif rendah,” ucapnya.
Secara spasial, risiko kredit atau Non-Performing Loan (NPL) UMKM di Bontang tercatat rendah, menunjukkan kualitas kredit yang sehat di sektor ini.
Kondisi ini merupakan indikator positif yang menunjukkan UMKM di Bontang tidak hanya tumbuh, tetapi juga berkembang secara berkelanjutan dengan manajemen risiko yang baik.
Senada, Ketua Unit Layanan Strategis Pembangunan Sumber Daya Berkelanjutan (ULS-PSDB) Universitas Mulawarman (Unmul) Rachmad Budi Suharto, turut mengamini potensi besar UMKM Bontang.
Dia menegaskan UMKM di Bontang memiliki fondasi internal yang kuat dan peluang eksternal yang menjanjikan.
“UMKM di Bontang sebenarnya sudah sangat berkembang. Produk seperti pempek, makanan khas lokal, hingga batik lokal sudah memiliki tempat di hati masyarakat,” kata Rachmad.
Dia menambahkan kontribusi program Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT Pupuk Kaltim (PKT) menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan UMKM di Bontang.
Menurutnya, Kecamatan Bontang Utara yang menjadi pusat aktivitas UMKM, karena keberadaan industri besar seperti PT Pupuk Kaltim dan LNG Badak, serta akses ke laut dan kepulauan dianggap mampu menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan UMKM.
Dia memaparkan produk UMKM unggulan seperti Batik Kuntul, Fara Snack, dan Ria Rasa Cake & Cookies, menjadi bukti nyata dari dinamika ekonomi mikro di kawasan ini.
“Selain itu, keberadaan pemuda pelopor ekosistem digital UMKM menambah daya dorong signifikan terhadap transformasi digital sektor ini,” ucapnya.
Kendati demikian, tantangan struktural dan kebutuhan diversifikasi ekonomi dinilai tetap menjadi agenda prioritas untuk memastikan keberlanjutan pertumbuhan ini.
Rachmad mengidentifikasi beberapa hambatan struktural dan sosial yang perlu diatasi, termasuk minimnya website promosi wilayah, rendahnya kesadaran hukum, dan partisipasi masyarakat yang belum optimal dalam perencanaan pembangunan.
Selain itu, isu sanitasi peternakan, keterbatasan anggaran infrastruktur, kurangnya regulasi terkait peternakan koloni, dan sengketa lahan juga menjadi perhatian serius di beberapa wilayah Bontang.
Lebih jauh, Rachmad mendorong Pemerintah Kota Bontang untuk melakukan diversifikasi ekonomi dengan melirik sektor investasi lain terutama perhotelan guna mengoptimalkan potensi pariwisata.
Dia menilai pengembangan sektor perhotelan dapat menjadi multiplier effect yang signifikan bagi UMKM di sektor pariwisata dan jasa.
Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bontang, Muhammad Aspiannur menegaskan komitmen Pemkot Bontang untuk terus mendukung pengembangan UMKM dan menciptakan iklim investasi yang kondusif.
“Kami menyambut baik hasil kajian akademik ini sebagai bahan pertimbangan arah investasi ke depan,” tegasnya.
Adapun penguatan ekosistem digital UMKM dan sinergi lintas sektor akan menjadi fokus utama dalam upaya mewujudkan Bontang sebagai kota industri yang juga unggul di sektor UMKM dan pariwisata.