Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nominal Transaksi QRIS di Kaltim Meningkat 205%

Nominal transaksi QRIS terus melanjutkan tren positif, dengan tumbuh signifikan 205,33% (yoy) pada kuartal II/2024.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, BALIKPAPAN – Nominal transaksi QRIS di Kalimantan Timur terus melanjutkan tren positif, dengan tumbuh signifikan 205,33% (yoy) pada kuartal II/2024. 

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kalimantan Timur Budi Widihartanto menyatakan total nominal transaksi di kuartal II mencapai Rp2,17 triliun.

“Atau meningkat jika dibandingkan dengan kuartal I/2024 yang tercatat Rp1,68 triliun,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (21/11/2024).

Dia menambahkan, volume transaksi juga menunjukkan peningkatan hingga 273,67% (yoy) yang jauh melampaui pertumbuhan 191,21% (yoy) pada periode sebelumnya, dengan total 15,13 juta transaksi tercatat.

Di sisi lain, dia menyebutkan QRIS di Kalimantan Timur terus menunjukkan tren positif dalam hal volume dan nominal transaksi pada kuartal II/2024 meski terdeselerasi dalam pertumbuhan jumlah pengguna dan merchant. 

Pertumbuhan jumlah pengguna QRIS pada periode ini mencapai 42,18% secara tahunan (year-on-year/yoy) atau lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang tercatat sebesar 70,35%.

Dia menambahkan, total pengguna QRIS mencapai 760.563, naik dari 744.469 pada kuartal I/2024. Sementara itu, jumlah merchant QRIS tumbuh sebesar 35,09% (yoy) dengan jumlah merchant mencapai 521.350.

Di sisi lain, aliran uang kartal menampilkan net inflow sebesar Rp1,39 triliun atau berbeda dengan net outflow Rp2,14 triliun di kuartal I. 

“Kondisi net inflow yang terjadi merupakan fenomena musiman, dimana  saat momen perayaan HBKN jumlah uang yang keluar meningkat dan setelahnya akan terjadi normalisasi sehingga tercipta kondisi net inflow.” ujarnya.

Selain itu, Budi menyebutkan uang layak edar (ULE) turun sebesar 6,75% (yoy), meski kondisi ini lebih baik dibandingkan dengan penurunan 14,26% (yoy) pada kuartal I. 

“Nominal dropping ULE di kuartal II mencapai Rp1,43 triliun, naik dari Rp1,06 triliun,” sebutnya.

Adapun, dia menuturkan untuk kebijakan Clean Money Policy, penyerapan Uang Tidak Layak Edar (UTLE) turun sebesar 58,69% (yoy) atau Rp0,18 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper