Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Apik Perbankan di Kalimantan Timur Hingga Agustus 2024

Aset perbankan di Kaltim mencapai Rp190,05 triliun atau naik 11,46% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Karyawan menunjukan uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, BALIKPAPAN – Perbankan di Kalimantan Timur (Kaltim) mencatatkan kinerja apik hingga Agustus 2024 dengan peningkatan pada aset dan Dana Pihak Ketiga (DPK). 

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Parjiman menyatakan aset perbankan di Kaltim mencapai Rp190,05 triliun atau naik 11,46% secara tahunan (year-on-year/yoy). 

Sementara itu, total DPK juga mengalami peningkatan dengan mencapai Rp165,84 triliun atau naik sebesar 7,69% (yoy).

“Komposisi DPK di Kaltim didominasi oleh tabungan dan giro dengan porsi sebesar 72,14 persen dari total DPK,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (18/10/2024). 

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Kaltim cenderung memilih produk simpanan yang lebih likuid.

Di sisi lain, Parjiman menyebutkan penyaluran kredit bank di Kaltim tercatat tumbuh 4,40% (yoy) dengan total kredit mencapai Rp88,22 triliun. 

Menariknya, penyaluran kredit kepada proyek yang berlokasi di Kaltim tercatat lebih tinggi, yaitu sebesar Rp183,32 triliun, meningkat 8,16% (yoy). 

"Peningkatan kebutuhan akan barang konsumsi di Kalimantan Timur telah berdampak signifikan pada pola penyaluran kredit oleh bank-bank di wilayah tersebut," paparnya. 

Dia mengungkapkan bahwa bank-bank lokal cenderung memfokuskan penyaluran kreditnya kepada sektor konsumtif, khususnya melalui produk pinjaman multiguna. 

Kredit untuk sektor konsumtif ini tercatat mencapai Rp19,59 triliun, atau setara dengan 22,21% dari total kredit yang disalurkan oleh bank berdasarkan lokasinya. 

Menurut Parjiman, pinjaman multiguna ini umumnya digunakan untuk keperluan konsumsi masyarakat, seperti pembelian barang rumah tangga, kendaraan, dan keperluan lainnya yang tidak berkaitan langsung dengan sektor produktif.

Kendati demikian, jika dilihat berdasarkan lokasi proyek, sektor pertambangan dan penggalian tetap menjadi penerima kredit terbesar. 

Penyaluran kredit untuk sektor ini mencapai Rp40,60 triliun, atau sekitar 22,14% dari total kredit yang disalurkan menurut lokasi proyek.

Adapun, dia menuturkan kredit yang disalurkan ke sektor ini mendukung kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam, yang secara langsung berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper