Bisnis.com, SAMARINDA – Perumda Tirta Mahakam Cabang Sangasanga menghentikan produksi air bersih menyusul dugaan pencemaran air baku dari aktivitas pengeboran sumur migas PT Pertamina EP Sangasanga Field.
Tak pelak, krisis pasokan air bersih melanda Kecamatan Sangasanga, Kutai Kartanegara, akibat penghentian produksi air dari Tirta Mahakam.
Kepala Cabang PDAM Sangasanga, Maryati, menyatakan keputusan resmi ini dibuat akibat degradasi kualitas air yang mengancam kesehatan masyarakat satu kecamatan.
"Air yang didistribusikan saat ini hanya diperuntukkan bagi kebutuhan Mandi, Cuci, dan Kakus (MCK), bukan untuk dikonsumsi," kata Maryati dalam keterangan resmi, Selasa (24/6/2025).
Akar dari permasalahan ini bermula saat terjadi semburan lumpur bercampur gas pada sumur LSE 1176 milik PT Pertamina EP (PEP) Sangasanga Field di RT 04, Kelurahan Jawa, pada Kamis (19/6/2025) pagi.
Akibatnya, intake PDAM yang menjadi tulang punggung pasokan air bersih mengalami kontaminasi yang signifikan.
Baca Juga
Distribusi terbatas tetap dilakukan guna mendukung pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Tingkat Kecamatan Sangasanga yang berlangsung pada 22–27 Juni 2025.
Maryati menekankan bahwa distribusi ini bersifat darurat dan air yang disalurkan tetap dinyatakan tidak layak konsumsi karena berpotensi terkontaminasi.
Dia menyebut bahwa dampak pencemaran ini tidak main-main, warga di RT 02, RT 05, RT 08, dan RT 04 melaporkan adanya perubahan drastis pada kualitas air di lingkungan mereka.
Nugraha, salah seorang warga yang menerima laporan dari beberapa RT terdampak, mengungkapkan kondisi yang memprihatinkan.
"Banyak warga mengeluh air PDAM berubah bau seperti minyak, bahkan sampai membuat sesak napas," ujar dia.
Jejak pencemaran dapat ditelusuri melalui aliran limbah cair yang mengalir melalui sejumlah ruas jalan dan parit, termasuk Jalan Kawasan dan Jalan Corong, sebelum bermuara ke Sungai Sangasanga yang berlokasi strategis dekat dengan intake PDAM.
Sementara itu, PT Pertamina EP Sangasanga Field mengklaim telah mengendalikan situasi.
Manager Communication Relations & CID PT Pertamina Hulu Indonesia, Dony Indrawan, menjelaskan semburan gas telah berhasil dihentikan pada Sabtu (21/6/2025) sore.
"Perusahaan telah menjalankan prosedur mitigasi dan penanganan secara cepat, terukur, dan berfokus pada keselamatan pekerja, masyarakat, fasilitas, serta lingkungan. Tidak ada korban luka maupun jiwa dalam peristiwa ini," tuturnya.
Dia menuturkan langkah-langkah mitigasi yang diambil Pertamina mencakup pembangunan posko layanan kesehatan, distribusi air bersih dalam kemasan, dan koordinasi dengan berbagai stakeholder.