Bisnis.com, BALIKPAPAN - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mempercepat pencegahan kasus stunting dengan mengalokasikan anggaran sebesar Rp3,7 miliar pada tahun ini.
Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor menyatakan percepatan penyerapan anggaran guna mencapai target kinerja yang telah ditetapkan, termasuk penanganan stunting.
"Tahun ini kita sudah mencoba mengklarifikasi hasil survei status gizi Indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan RI," ujarnya yang dikutip, Senin (27/3/2023).
Isran mengungkapkan bahwa Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Benua Etam mengalami kenaikan sebesar 1,1 persen, dari 22,8 persen pada 2021 menjadi 23,9 persen pada 2022.
Isran berharap bahwa alokasi anggaran sebesar Rp3,7 miliar akan memberikan dampak signifikan dalam mencegah dan menurunkan prevalensi stunting di Kalimantan Timur.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur, Jaya Mualimin, menjelaskan akan mengambil langkah-langkah berupa peningkatan cakupan pemberian tablet tambah darah kepada remaja putri, pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil yang kurang energi kalori (KEK), pemberian makanan balita yang timbangan berat badan menurun, dan meningkatkan cakupan ASI eksklusif bagi ibu menyusui.
Baca Juga
Selain itu, Pemprov Kaltim akan berupaya meningkatkan cakupan bayi yang ditimbang di Posyandu dan imunisasi dasar lengkap bagi balita.
Adapun, Isran menginstruksikan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk terus memantau dan memastikan kesiapan infrastruktur yang telah dibangun.
"Ini semua program spesifik Pemprov Kaltim disamping program sensitif dari lintas dinas, lembaga, dan instansi lainnya yang bersinergi," pungkasnya.