Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Bank Indonesia mencatat transaksi nontunai di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami perbaikan, meskipun masih terkontraksi sebesar 0,52 persen (yoy).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Ricky P. Gozali menyatakan perbaikan ini dapat dilihat pada transaksi Real-Time Gross Settlement (RTGS) yang secara nominal terkontraksi 4,09 persen (yoy) di kuartal berjalan.
“Namun membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yang terkontraksi 39,55 persen (yoy),” ujarnya, Rabu (13/4/2022).
Secara volume, transaksi RTGS tumbuh 20,12 persen (yoy) atau lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh 15,31 persen (yoy).
Dia menambahkan perbaikan ini juga dapat dilihat pada transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia(SKNBI), yang secara nominal tumbuh 9,88 persen (yoy) di kuartal IV/2021 setelah mengalami kontraksi 2,94 persen (yoy) pada kuartal sebelumnya.
“Secara volume, transaksi SKNBI masih terkontraksi 1,73 persen (yoy) di kuartal IV 2021, namun lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 15,82 persen (yoy),” katanya.
Kemudian, dia mengungkapkan bahwa aliran uang kartal di Kaltim pada juga menunjukkan posisi net outflow, atau mengalami peningkatan yang signifikan dari kuartal sebelumnya seiring dengan meningkatnya belanja pemerintah, korporasi dan masyarakat dalam menyambut akhir tahun anggaran dan tahun baru 2022.
“Secara nominal, nilai uang kartal yang diedarkan oleh Bank Indonesia (outflow) pada kuartal IV/2021 sebesar Rp5,03 triliun, sementara uang yang masuk kembali ke Bank Indonesia (inflow) sebesar Rp1,31 triliun," ungkapnya.
Adapun, Ricky menuturkan bahwa transaksi kas tunai berada pada posisi net outflow sebesar Rp3,72 triliun pada kuartal IV/2021.
"Atau 5 kali lebih besar dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatatkan outflow sebesar Rp0,74 triliun," pungkasnya.