Bisnis.com, BALIKPAPAN - PT Perusahaan Listrik Negara (persero) regional Kalimantan mengklaim telah menjaga reserve margin (cadangan daya) sebesar 30 persen yang bisa digunakan sebagai antisipasi pepindahan Ibu Kota.
Direktur Bisnis PLN Regional Kalimantan Syamsul Huda mengatakan, pada dasarnya sistem daya pulau Borneo dalam kondisi surplus dan terkoneksi.
"Jadi artinya tidak perlu khawatir dengan ketersediaan energi listrik dari beberapa lokasi alternatif.Kami tinggal diberikan informasi lokasinya di mana, nanti kita akan mendukung dari sisi infrastruktur pengadaan energi listriknya," jelasnya Selasa (20/8/2019).
PLN telah memiliki Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUTL) untuk menyesuaikan antara pembanguan kapsitas pembangkit dengan tingkat konsumsi listrik.
Sebagai sebuah ibu kota, PLN berencana agar pembangunan jaringan listrik dilakukan di bawah tanah dibandingkan dengan di atas permukaan. Namun, memang untuk merealisasikan membutuhkan investasi yang cukup besar.
“Investasinya pasti lebih mahal di bawah. PLN pasti akan siap, biasanya di negara maju di gorong-gorong itu sudah ada semua jaringan," imbuhnya.
Berdasarkan data PLN Wilayah Kalimantan, ketenagalistrikan semester I/2019 bahwa sekitar 2.113 Megawatt pembangkit akan dibangun, dengan 5.557 KMS transmisi, serta 5.001 MVA Gardu Induk.
Tahun ini PLN Direktorat Bisnis Regional Kalimantan memiliki target penambahan infrastruktur yang siap commercial operation date (COD) pada 2019 sebesar 910.9 MW Pembangkit, 3.898 KMS transmisi, dan 1.360 MVA Gardu Induk.