Bisnis.com, SAMARINDA -- Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Timur memprediksi secara total kebutuhan uang selama Ramadan bisa mencapai sekitar Rp5,3 triliun.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Timur Muhamad Nur menyatakan kantor Bank Indonesia yang berlokasi di Samarinda menargetkan kesediaan uang sekitar Rp3,03 triliun. Namun jika ditotal dengan Bank Indonesia Perwakilan Balikpapan yang menyediakan sebesar Rp2,3 triliun, maka secara total di Kaltim bisa mencapai Rp5,3 triliun.
"Total Rp3,03 triliun itu khusus Kantor Bank Indonesia di Samarinda. Kalau Kaltim kita tambahkan dengan Balikpapan sekitar Rp5,3 triliun. Kita sudah hitung sesuai kondisi ekonomi, dan kita lihat data tahun sebelumnya," jelas Nur di Bigmall Samarinda, Kamis (16/5/2019).
Adapun wilayah pengelolaan BI Kaltim yang berkantor di Samarinda antara lain; Kota Samarinda, Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kabupaten Mahakam Ulu, dan Kabupaten Kutai Barat. Sementara Kantor Perwakilan BI Balikpapan mengelola wilayah Kota Balikpapan, Kabupaten Paser, dan Kabupaten Penajam Paser Utara.
Nur mengimbau agar masyarakat bisa memanfaatkan kesempatan menukarkan pecahan uang baru di loket-loket resmi kerja sama Bank Indonesia di Bigmall Samarinda mulai 16 Mei 2019 sampai 29 Mei 2019. Untuk melayani kebutuhan masyarakat kali ini Bank Indonesia Kaltim membuka dua titik penukaran di Bigmall Samarinda.
Alasan BI Kaltim memilih lokasi penukaran di Bigmall Samarinda memang berbeda dari tahun lalu yang berlokasi di GOR Sempaja. Nur beralasan, suasana di Bigmall Samarinda lebih nyaman, bebas dari hujan ataupun panas.
Baca Juga
Selain itu waktu pelayanan lebih lama yakni 10.00 WITA sampai 15.00 WITA. Waktu operasional ini juga tidak seperti sebelumnya di Sempaja hanya sampai jam 14.00 WITA.
"Penukaran tahun ini relatif sama. Ini penukaran dilakukan bersama dan bank melakukan di kantor masing-masing," jelas Nur.
Nur juga mengingatkan agar masyarakat tidak melakukan penukaran uang di tempat yang belum terverifikasi agar tidak terjebak penukaran uang ilegal. Selain itu juga ada biaya tambahan dan risiko uang palsu pada loket yang tidak terdaftar.