Bisnis.com, PONTIANAK - Okupansi atau tingkat hunian hotel di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, turun 40 persen dibandingkan sebelum ada kenaikan harga tiket pesawat pada awal 2019.
"Dampak harga pesawat tinggi mulai terasa. Tingkat hunian turun 20 persen - 40 persen dibandingkan tahun lalu," kata Public Relation Hotel Aston Pontianak, Arifin di Pontianak, Selasa (26/3/2019).
Ia menjelaskan penurunan tingkat hunian juga dipengaruhi oleh sejumlah grup pertemuan yang melakukan pembatalan.
"Intinya sejak Januari 2019 harga tiket pesawat yang tinggi berdampak beberapa grup pertemuan membatalkan rencana kegiatan di Pontianak. Kemudian ada juga yangg diundur hingga berkali-kali, rencana awalnya Februari diundur ke Maret kemudian diundur lagi hingga April 2019," jelas dia.
Ia berharap ada penurunan harga tiket pesawat agar tidak berdampak juga pada tingkat hunian di hotelnya yang beralamat di Jalan Gajah Mada Pontianak.
"Dari informasi yang ada grup pertemuan lebih memilih mengadakan kegiatan di Jakarta dan sekitarnya dibanding Pontianak. Kami berharap hal ini menjadi perhatian semua pihak agar ekonomi secara umum dan bagi kami di perhotelan secara khusus tetap bergeliat," katanya.
Sementara itu, Ketua Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies (ASITA) Kalbar, Nugroho Henray Ekasaputra menilai untuk agen perjalanan, rute domestik yang terpengaruh tingginya harga pesawat.
"Harga tiket domestik yang mahal berdampak terhadap wisata di Kalbar dan Nusantara. Sedangkan yang ke luar negeri justru sebaliknya menguntungkan," papar dia.
Dikatakan dia bahwa bisnis perjalanan luas sekali spektrumnya, umrah dan haji plus juga merupakan bisnis perjalanan.
"Yang mesti dipahami bahwa yang ke Pontianak kebanyakan bukan memanjakan diri untuk berwisata tapi karena momen tertentu misalnya ada event nasional, kunjungan kerja, ziarah kubur dan lainnya. Kami dan Asita terus berupaya agar anggota peduli dengan perubahan bisnis yang ada sekarang dan harus mampu beradaptasi," kata dia.