Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Perbankan Syariah di Kalbar Hanya Tumbuh 0,09%

Pertumbuhan perbankan syariah di provinsi tersebut saat ini masih lambat dan perlu terus didorong agar mengalami peningkatan dengan signifikan.
Direktur Group Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Beko Setiawan (tengah) didampingi Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura (Untan) Sri Kurniawati (kanan) serta Co-Founder Sang Bintang School Fahrurrazi, memberikan paparan saat Diskusi LPS Pulang Kampus di Auditorium Universitas Tanjungpura Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (5/12/2018). Diskusi tersebut bertajuk membangun ekonomi Indonesia melalui stabilitas sistem perbankan./Antara-Jessica Helena Wuysang
Direktur Group Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Beko Setiawan (tengah) didampingi Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura (Untan) Sri Kurniawati (kanan) serta Co-Founder Sang Bintang School Fahrurrazi, memberikan paparan saat Diskusi LPS Pulang Kampus di Auditorium Universitas Tanjungpura Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (5/12/2018). Diskusi tersebut bertajuk membangun ekonomi Indonesia melalui stabilitas sistem perbankan./Antara-Jessica Helena Wuysang

Bisnis.com, PONTIANAK — Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Barat, Mochamad Riezky F Purnomo, mengatakan pertumbuhan perbankan syariah di provinsi tersebut saat ini masih lambat dan perlu terus didorong agar mengalami peningkatan dengan signifikan.

"Pertumbuhan perbankan syariah jika dilihat dari kinerja 2018 lalu seperti dana pihak ketiga hanya tumbuh 0,09 persen dan pertumbuhan aset hanya satu persen. Pertumbuhan yang ada lambat atau sangat tipis," ujarnnya di sela kegiatan temu wicara ekonomi syariah di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), Selasa (15/1/2019).

Menurutnya dengan data yang ada menunjukkan partisipasi masyarakat terhadap industri keuangan syariah di Kalbar masih rendah.

"Untuk partisipasi, yang lagi semangat untuk menggunakan industri keuangan syariah kami lihat dari kalangan milineal seperti dari mahasiswa. Bahkan dari kalangan mahasiswa kemarin menginisiasi memecahkan rekor pembukaan rekening produk keuangan syariah. Untuk senior-seniornya atau orang tuanya masih perlu digencarkan lagi," ujarnya.

Ia menyebutkan masih rendahnya partisipasi penggunaan produk keuangan syariah lantaran produk syariah tersebut kurang tersosialisasi dengan maksimal ke masyarakat.

"Lembaga industri keuangan syariah itu sendiri kami lihat juga tidak terlalu mengedepankan produk syariahnya sendiri," katanya.

OJK, lanjut dia, terus menyosialisasikan dan memaksimalkan agar produk dari industri keuangan syariah bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, karena memiliki sejumlah keuntungan yang lebih dan menarik.

"Kami sudah dan terus melakukan literasi dan inklusi industri keuangan termasuk keuangan syariah. Kami mendorong lembaga keuangan syariah terus gencar dan mengedukasi pasar soal produk keuangan syariah," katanya.

Ia menyebutkan industri perbankan syariah asal Kalbar hanya ada di unit Bank Kalbar syariah. Menurutnya pada 2020 direncanakan akan beroperasional Bank Kalbar Syariah secara mandiri.

"Kami harapkan itu bisa terealisasi, sehingga Bank Kalbar Syariah bisa dan menjadi motor industri perbankan syariah di Kalbar ke depannya," kata dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper