Bisnis.com, TARAKAN - Rombongan Pertamina EP Asset 5 Tarakan bersama Dewan Proper Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengunjungi Sekolah Tapal Batas di Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan, Minggu (25/11) sekitar pukul 07.00 Wita.
Kedatangan Dewan Proper KLHK untuk memotret kondisi lingkungan yang ada di Sekolah Tapal Batas, mengingat Pertamina EP Asset 5 Tarakan menjadi salah satu kandidat proper KLHK tahun ini.
Sebelumnya, Petamina Asset 5 EP sudah berhasil mendapatkan emas karena sukses dalam pengelolaan lingkungan dan mendampingi masyarakat sehingga mandiri. Maka tahun ini Pertamina EP Asset 5 ingin mempertahankan emas tersebut.
Dikatakan Ketua Dewan Pertimbangan Proper KLHK, Profesor Sudharto P. Hadi, Pertamina EP Asset 5 menjadi kandidat proper emas. Untuk mencapai kandidat proper emas bukan hal yang mudah, karena ada beberapa langkah yang mesti dilalui. Termasuk telah melewati proper hijau, yang artinya perusahaan mengelola lingkungan dengan inovasi.
Lanjutnya, inovasi itu ditunjukkan dengan perusahaan yang mampu mengelola lingkungan, sampah, menunjukkan penghematan energi, menghemat penggunaan air, mengurangsi emisi, mengurangi timbunan limbah, dan memberikan kontribusi untuk keanekaragaman hayati.
“Jadi dari inovasi itu tampak ada sinergi antara ekonomi dan ekologi, artinya adalah kalau stigma selama ini mengelola lingkungan adalah cost (biaya), ternyata tidak, dengan mengelola lingkungan itu ada keuntungan yang diperoleh perusahaan dengan menghemat antara ekonomi dan ekologi yang selama ini stigma banyak menghinggapi para pengusaha,” ungkap Prof Dharto, sapaan akrabnya.
Baca Juga
Dijelaskannya, perusahaan yang melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR) dalam bentuk pemberdayaan dalam masyarakat sehingga masyarakat mandiri, maka perusahaan tersebut akan mendapatkan emas dari KLHK.
“Tugas kami adalah memverifikasi, apa yang dilakukan Asset 1 pendampingannya adalah sekolah tapal batas, dan ada 2 lagi di Tarakan yang akan kita tinjau, yaitu energi terbarukan dan UMKM. Jadi tugas kami memotret lalu kami laporkan ke dewan,” kata Dosen Fakultas Program Lingkungan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang ini.
“Meskipun saya ketuanya (Ketua Dewan Pertimbangan Proper) saya tidak punya hak veto, itu adalah kewenangan teman-teman semua untuk kesepakatan,” imbuhnya.
Menurut Prof Dharto, keberadaan Sekolah Tapal Batas yang dibentu oleh Pertamina, Pemerintah Daerah (Pemda) dan stekholder lainnya, mampu mengatasi persoalan pendidikan yang mayoritas anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI), kemudian persoalan kesehatan dan berusaha menjadi mandiri.
“Sekolah tapal batas mengatasi persoalan pendidikan yang dialami oleh anak-anak dari TKI yang daya tawarnya rendah, tidak punya KTP, paspor, dibayar upah rendah, tidak mendapat hak-hak sebagaimana buruh,” jelasnya.
“Kalau menuntut (hak) dengan mudah mereka dilaporkan polisi karena ilegal (tidak punya dokumen resmi keimigrasian), anak-anak mereka tidak sekolah padahal itu bagian dari NKRI, artinya sekolah tapal batas itu mampu walaupun belum seluruhnya, mudah-mudahan menginspirasi anak-anak TKI yang ilegal itu ke pangkuan Republik Indonesia dengan pendidikan yang memadai,” sambungnya.
Dibeberkan Prof Dharto, perusahaan yang mengikuti proper KLHK ini sekitar 1900-2200. Tahun sebelumnya 19 emas yang dikeluarkan KLHK untuk perusahaan-perusahaan pilihan terbaik. Sebanyak 3 kali perusahaan itu memperoleh emas, maka untuk yang ke-4 kalinya secara otomatis mendapatkan emas.
“Aturannya kalau sudah 3 kali dapat emas maka yang keempat akan dapat emas secara otomatis sepanjang tidak ada masalah. Masalah yang dihadapi itu misalnya ada laporan pencemaran lingkungan, kita verifikasi, kalau itu terbukti emasnya turun,” kata Prof Dharto.
Kandidat emas, kata Prof Dharto sekitar 49 perusahaan, kemudian 49 itu prosentasinya sekitar 24-25 yang dilakukan verifikasi oleh dewan proper.
Sementara itu, Direktur Operasi dan Produksi Pertamia EP, Chalid Said Salim mengharapkan Pertamina EP Asset 5 kembali mendapatkan emas seperti tahun sebelumya.
Adapun dari Pertamina sebanyak 4 kandidat yang mengikuti proper. Di antaranya PT Pertamina EP Asset 2 Prabumulih di Sumetera Selatan, PT Pertamina EP Asset 3 Tambun di Subang, Jawa Barat, Pertamina EP Asset 1 Field Rantau yang pernah mendapatkan emas 3 kali sehingga untuk yang ke-4 secara otomatis memperoleh emas dan PT Pertamina EP Asset 5 Tarakan di Kalimantan Utara.
“Maunya seperti itu (dapat emas) karena tentunya berusaha mempertahankan emas, tahun lalu sudah dapat emas, dengan usaha teman-teman yang ada di sini,” ungkap Chalid.
Selain usaha pada sektor hulu minyak dan gas (Migas), kata Chalid, pertamina punya tanggungjawab terhadap masalah sosial. Salah satunya program Sekolah Tapal Batas yang merupakan program unggulan.
“Dampaknya tidak hanya menumbuhkan nasionalisme, juga mengangkat harkat anak-anak yang ada di sekolah tapal batas. Kita juga mendengarkan dari mantan pembina sekolah tapal batas, multiefek, jadi efeknya sangat besar, jadi sentral segala permasalahan baik itu identitas kekeluargaan, ada lagi yang lain-lain. Harapan kami ini bisa menjadi mandiri dengan produk-produk inovatif, seperti yang kita lihat produk pisang memberikan dampak positif,” pungkasnya.
Terpisah, Kepala Sekolah Tapal Batas, Suraidah, mengaku sangat banyak bantuan dari Petamina yang telah diberikan kepada Sekolah Tapal Batas. Seperti asrama putri dan asrama putra, perlengkapan sekolah, pakaian siswa, peralatan olahan pisang, sumur pompa, solar cell system, kipas dan rencananya akan ada penambahan ruang kelas 2 unit lagi.
“Kami tidak bisa berbuat apa-apa, semuanya Allah yang menggerakkan kami untuk bertemu dengan Pertamina Asset 5 Tarakan. Alhandulillah rejeki yang diberikan itu cukup banyak, tidak dapat dibayar dengan apa-apa, mudahan Allah limpahlan rahmat buat mereka,” ujar Suraidah.
“Sebentar aspura berjalan (dalam proses pembangunan), dan dibangun ruang kelas baru sebanyak 2 unit, segera bulan ini atau bulan depan,” tutupnya.