Bisnis.com, SAMARINDA-- Yayasan Belantara (Bersama Lestarikan Nusantara) menandatangani kerjasama dengan Dewan Daerah Perubahan Iklim (DDPI) Kaltim untuk Program Dukungan Bagi Bentang Alam Kutai seluas 800.000 hektare, Senin (11/9/2017).
DDPI diharapkan mampu mensinergikan pengelolaan hutan Kutai tersebut, termasuk dalam penyaluran bantuan dana Yayasan Belantara kepada sejumlah Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) yang berminat ikut pelestarian Bentang Alam Kutai.
"Bentang Alam Kutai ini sangat luas dengan ada kawasan konservasi, Area Pengguna Lain (APL), hutan produksi dan masyarakat, sehingga perlu peran DDPI agar pengelolaannya terintegrasi. Kami berharap dengan kerjasama ini, DDPI bisa mengharmonisasi para pihak," kata Direktur Yayasan Belantara, Sri Mariati.
Program yang didukung Yayasan Belantara di Bentang Alam Kutai, diantaranya restorasi hutan atau penanaman kembali di kawasan keanekaragaman yang menurun, proteksi kawasan yang kaya ekosistem, mitigasi satwa liar dan memberi dukungan kehutanan sosial.
"Yayasan Belantara sebenarnya hanya memfasilitasi. Kita punya dana untuk melestarikan alam dengan renstra dari tahun 2016-2020. Secepatnya kegiatan di Bentang Alam Kutai segera dilaksanakan setelah tandatangan kerjasama ini, dengan DDPI mengundang LSM lokal untuk mengajukan program," kata Sri.
Dana yang telah disiapkan Yayasan Belantara sebesar US$ 50 juta selama 2016-2020 disalurkan bertahap setiap tahunnya untuk pelestarian hutan di lima provinsi seperti Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat termasuk Kutai Kalimantan Timur. Dana tersebut bersumber dari Asia Pulp and Paper Sinar Mas.
Baca Juga
Direktur DDPI, Daddy Ruhiyat mengatakan kerjasama dengan Yayasan Belantara selaras dengan kegiatan DDPI mendukung program mewujudkan Kaltim Green sebagai provinsi hijau.
"Kaltim sangat perlu kerjasama yang banyak kepada pihak-pihak lain untuk melestarikan alamnya. Dan, kerjasama ini difokuskan di Bentang Alam Kutai yang lokasinya sangat strategis berada di Taman Nasional Kutai dan hutan lindung lainnya di Kabupaten Kutai Kartanegara," jelas Daddy.
Dikatakan Daddy, Bentang Alam Kutai perlu dilindungi dan masyarakat sekitar disejahterakan, karena bila rusak maka tidak bisa mendukung pembangunan di Kaltim berkelanjutan.
Nantinya, program dibantu Yayasan Belantara salah satunya untuk mengajak masyarakat melindung hutan dari perambahan dan kebakaran lahan.
"Selain dengan Yayasan Belantara, Pemprov pagi tadi juga kerjasama dengan pemerintah daerah Kabupaten Kota untuk mewujudkan kesepakatan kelapa sawit yang berkelanjutan dengan melindungi kawasan yang kaya dengan karbon tinggi di daerah diberi izin perkebunan. Ini untuk wujudkan Kaltim Green," kata Daddy.