Bisnis.com, PONTIANAK – Kredit bermasalah dari pakan ternak yang masuk kategori industri olahan kian membayangi kinerja perbankan di Kalimantan Barat selama kuartal II/2016 ini.
Kantor Bank Indonesia Perwakilan Kalbar menyatakan, non performing loan (NPL) gross pakan ternak pada periode sekarang mencapai 92% dan cukup mempengaruhi kinerja kredit industri pengolahan.
“Dampaknya memang tidak kausistik atau menyeluruh tetapi untuk industri olahan berpengaruh karena pakan ternak ini sub sektor yang kinerja kreditnya bermasalah paling tinggi. Trend kredit bermasalah pakan ternak terus mengalami kenaikan,” kata Manajer Komunikasi BI Kalbar Sony Ciputra kepada Bisnis, belum lama ini.
Padahal, lanjutnya, di periode yang sama pada tahun lalu kredit pakan ternak masih di bawah 5% dan kenaikan pada kuartal II/2016 dinilai di ambang mengkhawatirkan dan harus segera diturunkan.
Sementara, dia menyebutkan, dalam industri pengolahan ada industri lain yang kredit bermasalahnya tidak setinggi pakan ternak seperti a.l: pupuk mencapai 7,9% dan industri olahan lain-lain mencapai 4,11%.
“Secara keseluruhan NPL perbankan di Kalbar masih relatif aman di bawah 5% kendati mengalami kenaikan pada kuartal II/2016 ini sebesar 4,37%, dari kuartal I/2016 besar 3,35%. Tapi kalau dibandingkan dengan periode yang sama, kuartal II/2015 mencapai 1,71%,” ucapnya.
Kendati demikian, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 8,7% pada kuartal II/2016 (y-o-y) atau sebesar Rp45,85 triliun dan aset tumbuh 10,3% (y-o-y) atau senilai Rp59,22 triliun.