Bisnis.com, SAMARINDA - Ekonom Senior Kenta Institute Eric Alexander Sugandi mengatakan naiknya NPL di Kalbar karena banyak bergantung komoditas perkebunan.
Sementara, kenaikan NPL di Kaltim karena bergantung komoditas pertambangan energi terutama batu bara dan minyak.
"Harga komoditas perkebunan dan energi di pasar global memang tertekan tahun ini," ujarnya kepada Bisnis, belum lama ini.
Menurutnya, investasi di sektor energi terutama minyak dan gas membutuhkan modal yang jauh lebih besar dibandingkan dengan berinvestasi di sektor perkebunan.
Walaupun memang harga migas relatif lebih tertekan dibandingkan harga untuk komoditas perkebunan.
"Ini menyebabkan kenapa NPL sektor pertambangan di kaltim bisa melonjak tajam," katanya.
Melonjaknya NPL di sektor pertambangan Kaltim ini, lanjut Eric, membuat banyak perusahaan yang gagal bayar karena anjloknya harga migas dibandingkan dengan 2015.
"Selain itu, pinjaman di sektor tambang memang besar jumlahnya, karena kebutuhan dana investasi yang besar," ucapnya.