Bisnis.com, SAMARINDA - Pemerintah Kota Samarinda diminta untuk melakukan revisi rencana tata ruang wilayah.
Gubernur Provinsi Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak mengatakan, tata ruang wilayah Kota Samarinda harus direvisi dan disesuaikan dengan tata ruang Provinsi.
"Tata ruang kota Samarinda ini harus direvisi dan disesuaikan dengan RTRW Provinsi Kaltim yang baru saja disahkan," ujarnya, belum lama ini.
Menurutnya, pertumbuhan penduduk di Kota Samarinda sangat tinggi bila dibandingkan kota dan kabupaten yang ada di Kaltim.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2013, jumlah penduduk yang bermukim di kawasan Samarinda Kota lima kali lipat dari Samarinda Seberang dan kawasan pinggiran.
Di wilayah kota, kepadatan penduduk menembus 4.148 jiwa per kilometer persegi. Awang menilai kepadatan penduduk inilah yang juga menjadi penyebab permasalahan banjir dan kemacetan lalu lintas belum terpecahkan sehingga perlu ada revisi tata ruang wilayah kota Samarinda.
Dia menyarankan agar Kota Samarinda menjadi kota tertutup bagi para pendatang. Menjadi kota tertutup, lanjutnya, bukan berarti tidak menerima kedatangan pendatang tetapi dengan mengarahkan permukiman di wilayah Samarinda Selatan dan Samarinda Utara atau sejumlah kawasan yang penduduknya masih dinilai minim.
Samarinda dengan luasan yang terbatas dan pertumbuhan penduduk cukup tinggi serta pemukiman yang terfokus di kawasan perkotaan diperlukan ketegasan pemerintah kota untuk mengendalikan permukiman.
“Samarinda sudah terlalu padat, sehingga perlu pengendalian terkait dengan permukiman penduduk yang diarahkan pada sejumlah kawasan yang dinilai masih minim penduduk. Sekaligus dalam upaya pemerataan pengembangan wilayah, terutama yang terkait dengan permukiman warga," tutur Awang.
Para pendatang baru nantinya diberikan ijin tinggal bisa diberikan untuk wilayah Samarinda Seberang. Pasalnya, Samarinda Seberang masih memiliki kawasan kosong sehingga dapat dimanfaatkan untuk permukinan maupun kegiatan lain.
Selain itu, Samarinda sebagai Ibukota Provinsi Kaltim harus mampu mengembangkan diri dengan membangun kawasan Kota Satelit. "Terbentuknya Kota Satelit akan memudahkan pemerintah mengatur, terutama yang berkaitan dengan permukiman penduduk."
Saat ini, Kota Samarinda telah memiliki tiga jembatan yang menghubungkan dengan Samarinda Seberang yakni Jembatan Mahakam Ulu di kawasan Loa Buah dengan Loa Janan, Jembatan Mahakam, serta Jembatan Mahkota II yang menghubungkan Sungai Kapih dengan Palaran.
"Sebentar lagi ada jembatan keempat yakni Jembatan Kembar di sebelah Jembatan Mahakam. Tentu infrastruktur ini sangat strategis mendukung pengembangan Kota Samarinda dan saya kira tidak ada masalah mau tinggal dimana saja karena ada jembatan," ucapnya.
Awang menambahkan, untuk mengatasi permasalahan banjir di Kota Samarinda tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemkot Samarinda tetapi Pemprov Kaltim turut serta bekerjasama untuk mengatasi banjir yang kerap kali terjadi saat hujan turun.