Bisnis.com, BALIKPAPAN - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur diminta fokus terhadap jenis tanaman yang menjadi potensi daerah.
Wakil Ketua Komisi II DPRD Kaltim Ali Hamdi mengatakan bahwa saat Negara masih mengeluhkan ketergantungan terhadap beras impor Provinsi Kaltim justru seakan menyiakan potensi sumber daya yang dimiliki khususnya bidang lahan perkebunan dan pertanian.
Menurutnya, pemikiran bahwa Sawit dan Karet adalah komoditi primadona di Kaltim harus perlahan diubah. Pasalnya, masih banyak jenis tanaman lain seperti beras asli daerah yakni adan yang perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah.
"Kaltim mempunyai potensi lahan yang cukup besar untuk pengembangan berbagai komoditas pertanian sesuai dengan permintaan pasar, baik pasar domestik, maupun pasar global. Satu diantaranya adalah beras adan," ujarnya seperti yang dikutip, Senin (1/2/2016).
Dia menuturkan beras asli Kaltim itu sudah diakui memiliki kualitas tinggi jika dibandingkan dengan beras yang beredar di masyarakat.
Dengan melihat banyaknya potensi lahan tidur yang ada maka bukan tidak mungkin ke depan tidak hanya akan mencapai swasembada beras melainkan juga akan menjadi pemenuh kebutuhan utama nasional.
"Sejauh ini pengembangan potensi beras adan masih kurang maksimal karena selain lahan yang belum ideal, beras adan yang dihasilkan petani malah di jual keluar daerah hingga keluar negeri. Sebab, selain bernilai jual tinggi para petani masih minim perhatian pemerintah untuk menjual hasil pertaniannya," kata Ali.
Dia menilai pola menjual beras adan keluar daerah harus segera diubah karena bagaimanapun pemerintah harus menjamin ketersediaan beras tersebut di daerah.
Kemudian jika kebutuhan daerah mampu diatasi baru bisa dijual keluar daerah.
"Sebagaimana memanfaatkan potensi sumber daya lahan yang besar ini, untuk menjawab tujuan pembangunan pertanian yaitu untuk meningkatkan petahanan pangan, menyediakan lapangan kerja, mensejahterakan petani dan meningkatkan devisa. Tujuan tersebut belum tercapai disebabkan oleh berbagai tantangan yaitu meningkatnya kebutuhan terhadap produk pertanian sebagai akibat peningkatan jumlah penduduk," tuturnya.
Ali menambahkan semua itu bisa dilaksanakan jika antara pemerintah kabupaten/kota dan provinsi bisa bersinergi dan memaksimalkan peran perusahaan.
Dengan membangun sejumlah titik pengembangan misalnya di Kutai Kartanegara, Kutai Barat dan kemudian disusul dengan daerah lainnya.