Bisnis.com, BALIKPAPAN - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menargetkan pembangunan pembangkit listrik 10.000 megawatt di wilayah Kaltim dan Kaltara.
Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek mengatakan sejumlah perusahaan pertambangan yang telah memiliki komitmen dalam melakukan pembangunan listrik sebesar 10.000 megawatt (MW) sebagai penunjang program nasional 35.000 MW.
"Pada 2015 ada sejumlah perusahaan pertambangan yang sudah bersepakat untuk membangun pembangkit listrik. Bahkan untuk tahun ini direncanakan ada penambahan. Totalnya nanti mencapai10.000 MW," ujarnya seperti yang dikutip dalam situs resmi Pemprov, Jumat (22/1/2016).
Rencana pembangunan pembangkit listrik sebesar 10.000 MW tersebut adalah pembangunan listrik untuk wilayah Kaltim dan Kaltara dengan rincian masing-masing yakni pembangkit listrik yang telah direncanakan program PLN sebesar 2.643 MW.
Perusahaan yang telah bersepakat membangun pembangkit listrik di mulut tambang sebesar 684 MW dan perusahaan yang berencana membangun pembangkit listrik di mulut tambang sebesar 7.430 MW.
"Jadi, keseluruhan lebih dari 10.000 MW yang rencananya dibangun.di Kaltim dan Kaltara. Pembangunan ini selain masuk program 35.000 MW, juga sebagai penunjang program 35.000 MW karena untuk program 35.000 MW, Kaltim dan Kaltara hanya mendapat jatah membangun 2.643 MW. Kami berharap program yang diinginkan Presiden dalam 4 tahun ini bisa segera terealisasi," katanya.
Menurutnya, tidak selayaknya Kaltim mengalami krisis listrik karena Kaltim terkenal sebagai lumbung energi yang memiliki sumber daya alam yang melimpah seperti adanya minyak dan gas serta batu bara. "Kita memang dikenal sebagai lumbung energi. Tapi, kenyataannya kita kekurangan listrik," katanya.
Berbagai upaya sudah dilakukan Pemprov Kaltim diantaranya dengan mengimbau kepada semua perusahaan pertambangan batubara untuk membangun PLTU mulut tambang.
"Namun, ada yang dijalankan dan ada yang tidak dijalankan. Begitu juga dengan perusahaan minyak dan gas. Kami akan menindak perusahaan yang tidak menjalankan," kata Awang.