Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sempat Rp250.000 per Kg, Pedagang di Balikpapan Diperingatkan Tidak Mainkan Harga Cabai

Kepala KPPU Kanwil V Balikpapan Manaek Pasaribu menyatakan pasokan kebutuhan pangan telah menjadi sorotan publik sejak beberapa waktu lalu, sehingga pedagang sebaiknya tidak mengambil keuntungan yang berlebih dengan cara menahan-nahan pasokan dan menjualnya saat harga mulai naik.
Pedagang cabai melayani pembeli di salah satu pasar di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Eusebio Chysnamurti
Pedagang cabai melayani pembeli di salah satu pasar di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Eusebio Chysnamurti

Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kantor Wilayah V Balikpapan memberikan peringatan dini kepada pedagang besar di Kota Balikpapan agar tidak mempermainkan harga cabai dan bawang.

Kepala KPPU Kanwil V Balikpapan Manaek Pasaribu menyatakan pasokan kebutuhan pangan telah menjadi sorotan publik sejak beberapa waktu lalu, sehingga pedagang sebaiknya tidak mengambil keuntungan yang berlebih dengan cara menahan-nahan pasokan dan menjualnya saat harga mulai naik.

“Karena apabila terjadi hal demikian, hal itu berpotensi melanggar Undang-Undang Persaingan Usaha dan akan berhadapan dengan KPPU,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (19/7/2022).

Berdasarkan pantauan harga bahan pokok penting Komisi Pengawasan dan Persaingan Usaha Kantor Wilayah V Balikpapan, per 15 Juli 2022, Kota Balikpapan a.l cabai merah besar Rp100.000, cabai keriting Rp90.000, dan cabai rawit Rp110.000.

Sebelumnya, harga cabai di Balikpapan sempat menyentuh harga Rp250.000 per kilogram, akibatnya kurangnya stok karena tidak adanya kapal pengiriman barang dari Sulawesi yang masuk ke Pelabuhan Semayang, Balikpapan.

Selain cabai, bawang merah menjadi komoditas yang mengalami kenaikan paling tinggi. Harga bawang merah melonjak dari Rp65.000 per kilogram menjadi Rp90.000 per kilogram. Sementara itu, harga bawang putih relatif stabil di kisaran Rp32.000 per kilogram.

Manaek mengungkapkan bahwa, Pemerintah sangat perlu memiliki database kebutuhan dan ketersediaan bahan pangan serta memperbaiki tata niaga bahan pangan dengan segera.

“Hal ini bukan persoalan pasokan semata, namun persoalan distribusi dan perilaku para spekulan,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan Heria Prisni menyebutkan kenaikan harga cabai saat ini disebabkan oleh faktor cuaca buruk.

Menurutnya, tingkat produksi petani merosot hingga 50 persen, dimana bulan April-Juni terjadi hujan dengan intensitas tinggi.

“Sehingga pembungaan terhambat dan buahnya sedikit, sekarang di hadapan kondisi penyakit. Yang biasa hasil produksi 1 hektare 20 ton, sekarang nggak sampai 10 ton,” sebutnya.

Dia menambahkan, petani juga harus menanggung biaya produksi yang tinggi. “Supaya ada keuntungan bagi petani ya otomatis harga mereka sesuaikan dengan biaya produksi,” katanya.

Heria menyebutkan pasokan bahan pangan Kaltim dari Pulau Jawa dan Sulawesi juga mengalami kondisi yang sama. Namun, dia optimis dalam dua bulan ke depan bisa lebih baik lagi.

“Selain cabai ada tomat dan bawang merah, tapi bawang bukan dari sini. Enrekang sebagai sentra bawang merah sempat terdampak banjir,” katanya.

DP3, lanjutnya, akan terus memantau perkembangan harga dan hanya akan melakukan operasi pasar apabila gap harga antara petani dan pasar sudah terlampau tinggi. “Karena petani Rp90.000 per kilogram pasar Rp100.000 per kilogram, kecuali harga di petani rendah tetapi di pasar tinggi baru operasi pasar,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper