Bisnis.com, PONTIANAK-–Mayoritas nelayan di Kalimantan Barat terpaksa menunda berlayar untuk menangkap ikan hingga 1 bulan ke depan akibat gelombang laut sedang meninggi dan nelayan berharap pemerintah daerah membantu kebutuhan sehari-hari seperti sembako.
Wakil Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kalbar Busrah Abdullah mengatakan tingginya gelombang laut terpaksa membuat hasil tangkapan ikan para nelayan menurun hingga 50% dalam sebulan terakhir ini, dan berimbas pula terhadap harga ikan di pasar tradisional yang naik sekitar 10%--20%.
“Kami sudah tidak melaut hampir 1 bulan ini sehingga membuat tangkapan ikan menurun. Diprediksi gelombang tinggi sampai bulan depan dengan ketinggian mencapai rata-rata 2-5 meter,” kata Busrah kepada Bisnis, Senin (13/2).
Berdasarkan Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak, tinggi gelombang di sejumlah perairan di sekitar Kalbar rerata melampui 3 meter seperti di Laut China Selatan Utara Natuna dengan gelombang 3-5 meter, gelombang Perairan Kepulauan Natuna mencapai 1,5-4 meter, dan gelombang di Perairan Kepulauan Anambas setinggi 1,5-4 meter.
Busrah berharap pemerintah daerah dan provinsi memberikan bantuan sembako kepada nelayan di Kalbar yang menggantungkan sepenuhnya pendapatan dari hasil tangkapan laut. Pasalnya, dengan kondisi gelombang yang masih tinggi hingga 1 bulan ke depan, membuat nelayan terpaksa menghentikan sementara waktu untuk berlayar.
“Ada sejumlah pemerintah daerah yang sudah memberikan bantuan, tapi seperti Pemkab Kubu Raya belum ada membagikan sembako. Kami sudah mengusulkan supaya setiap tahun dialokasikan bantuan untuk nelayan saat tidak melaut karena gelombang tinggi,” tutur Busrah yang juga mantan Ketua HNSI Kubu Raya ini.
Sementara terpisah, Pemkot Pontianak menyerahkan bantuan kepada 77 Kepala Keluarga (KK) nelayan sebanyak 1,6 ton beras untuk jangka waktu 14 hari ke depan setelah para nelayan Pontianak tidak melaut selama 2 minggu terakhir.
“Kalau cuaca dan gelombang tidak bagus sehingga nelayan tidak bisa melaut, kami Pemkot Pontianak pasti memberikan bantuan beras kepada para nelayan sebanyak 1,6 ton dari stok cadangan beras yang 2017 ini mencapai 100 ton,” kata Pj sementara Sekretaris Daerah Pontianak Zumyati.
Nelayan bernama Ismail (42 tahun) dari Pontianak mengaku tidak bisa berlayar sejak 2 minggu lalu karena gelombang tinggi dan membiarkan kapalnya bersandar untuk sementara waktu hingga gelombang laut mereda.
Kapal miliknya hanya berkekuatan mesin sebesar 5 Gross Ton (GT), dan itu membuat dirinya dan nelayan yang lain tidak berlayar di atas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) untuk menghindari gelombang tinggi.
Gelombang Tinggi, Nelayan Kalbar Berhenti Melaut Hampir Sebulan
Bisnis.com, PONTIANAK-Mayoritas nelayan di Kalimantan Barat terpaksa menunda berlayar untuk menangkap ikan hingga 1 bulan ke depan akibat gelombang laut sedang meninggi dan nelayan berharap pemerintah daerah membantu kebutuhan sehari-hari seperti sembako.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium