Bisnis.com, BALIKPAPAN - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menargetkan akan ada 2 juta hektare perkebunan sawit pada 2030.
Gubernur Kalimantan Timur H. Awang Faroek Ishak mengatakan setelah setelah berhasil membangun 1 juta hektare sawit pada tahap pertama, pemerintah kembali
melanjutkan program perluasan lahan perkebunan sawit untuk sejuta hektare tahap kedua.
"Karena itu, perlu ada perluasan kebun-kebun sawit di Kaltim. Perluasan perkebunan sawit itu tidak dilakukan dengan membuka hutan melainkan dengan memanfaatkan lahan-lahan terdegradasi yang masih banyak di Kaltim," ujarnya seperti yang dikutip dari situs resmi Pemprov Kaltim, Selasa (19/1/2016).
Menurutnya, perkebunan kelapa sawit ini sangat penting artinya bagi pembangunan ekonomi masa kini dan masa mendatang karena terbukti mampu menyokong pendapatan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan kebun sawit tidak seharusnya mengakibatkan deforestasi, kerusakan lahan gambut dan emisi karbon. "Pembukaan kebun harus dilakukan secara ramah lingkungan dan terpenting rakyat harus sejahtera," ucap Awang.
Hingga akhir 2014, jumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kaltim mencapai 479 perusahaan dengan luas lahan 1,02 juta hektare tersebar di seluruh kabupaten dan kota dengan tingkat produksi Tandan Buah Segar (TBS) mencapai 9,63 juta pada 2015.
Awang berencana untuk mengolah hasil perkebunan sawit dan batu bara yang ada di Kaltim sehingga memiliki nilai tambah bagi ekspor.
"Kita masih kembangkan klaster industri pengolahan hasil pertanian terpadu di kawasan industri Maloy di Kabupaten Kutai Timur. Saya jamin sawit sama seperti batu bara yang tidak akan kita ekspor mentah. Batu bara dan sawit itu akan kami olah hingga memiliki nilai tambah yang lebih baik," tuturnya.